FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Spoiler for gambar:
KEBIASAANanak-anak mengonsumsi camilan gurih bergaram tinggi dan kurangnya asupan air putih dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Penyakit ini menimbulkan keluhan nyeri yang hebat! Salah besar jika Anda mengira batu ginjal hanya diderita orang dewasa. Buktinya, seorang ibu di Amerika mendapati butiran batu sebesar biji kacang pada popok bayinya yang baru berumur 8 bulan. Setelah diperiksa,rupanya bayi perempuan yang kerap sakit-sakitan itu menderita batu ginjal.Selanjutnya, bayi ini menjadi pasien batu ginjal termuda yang ditangani Dr David Hatch dari Loyola University Medical Center di Maywood Illinois dekat Chicago,Amerika. Setahun terakhir ini, kalangan dokter dibuat bingung dengan kasus meningkatnya jumlah penderita batu ginjal dari kalangan anakanak. Masalah ini, terutama dialami anak-anak pencinta burger keju, gorengan, dan camilan asingurih lainnya. Batu ginjal umumnya dialami orang dewasa,dengan keluhan rasa sakit yang amat sangat,konon lebih sakit dari melahirkan. Namun,saat ini rumah sakit di sejumlah negara melaporkan peningkatan angka pasien batu ginjal. Rumah Sakit Anak Philadelphia misalnya,sejak 2005 mengalami peningkatan angka pasien batu ginjal anak. �Dari sebelumnya 10 pasien per tahun menjadi 5 pasien per minggu,� tutur Dr Pasquale Casale, seorang staf dokter di RS Anak Philadelphia. Sementara itu, Johns Hopkins Children Center di Baltimore yang merupakan pusat rujukan bagi pasien batu ginjal anak, dalam 15 tahun terakhir paling-paling hanya merawat 1-2 pasien batu ginjal anak per tahun. �Tahun ini berbeda, hampir setiap minggu kami menerima pasien baru,� ucap ahli ginjal,Dr Alicia Neu. Pada penelitian tahun 2007 yang diterbitkan jurnal Urologi, para dokter di North Shore-Long Island Jewish Medical Center melaporkan, dalam kurun waktu 1994-2005 telah terjadi peningkatan kasus batu ginjal anak hampir lima kali lipat.Pada 2005,sebanyak 61 anak usia belasan dirawat karena penyakit ini. �Batu ginjal anak ini telah didiskusikan dalam konferensi para ahli ginjal baru-baru ini,� sebut direktur klinik gangguan tulang dan mineral dari Children�s Mercy Hospital di Kansas,Dr Uri Alon. Sejauh ini, bukti yang ada tampaknya masih anekdot semata. Namun, Alon yang dilibatkan dalam penelitian batu ginjal anak itu mencoba menganalisis apakah memang telah terjadi peningkatan kasus, ataukah karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mendeteksi batu ginjal. Alon juga tengah meneliti apakah sekiranya perbaikan gizi dapat mencegah anak-anak dari terkena batu ginjal. Sejauh ini, kebiasaan anakanak yang malas minum air putih dan doyan ngemil jajanan berkadar garam tinggi merupakan dua faktor utama penyebab batu ginjal pada anak.Matty Billemeyer,seorang anak laki-laki yang baru berumur 8 tahun, sudah empat kali terkena batu ginjal. Pertama kali pada 2007,dan yang terakhir bulan April tahun lalu. Saat pertama kali terkena batu ginjal, bocah ini masih duduk di kelas 1 SD dan pada waktu itu dokter menduga Matty terkena usus buntu.�Rasanya sakit sekali dan berlangsung terus-menerus. Saya sangat ketakutan karena rasa sakit yang teramat sangat,� ujar bocah asal Kota Doylestown itu. Darryl Billemeyer, ayah Matty, mengaku khawatir melihat buah hatinya menggeliat dan berteriak kesakitan. Ia pun lantas memindahkan Matty dari rumah sakit di dekat rumahnya ke RS Anak Philadelphia. Di sana Matty menjalani pemeriksaan dengan gelombang ultrasound yang memperlihatkan adanya batu ginjal. �Kami sungguh tak menyangka. Kami pikir batu ginjal hanya menyerang orang dewasa,�tutur Billemeyer. Sebagai penanganan awal, Matty menjalani operasi. Beberapa waktu kemudian, batu berhasil dikeluarkan bersamaan ia buang air kecil (BAK).Saat ini dia masih rutin menelan pil diuretik untuk meningkatkan frekuensi BAK. Setiap hari saat bersekolah, Matty pun membawa botol air minum untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya. Selain itu, ia sudah mengucapkan �salah perpisahan� pada menu-menu favoritnya dulu,seperti sosis,acar,dan mi ramen yang semuanya berkadar garam tinggi. Matty merupakan empat bersaudara, dengan kedua orangtua yang berprofesi sebagai guru yang sibuk.Hal ini berdampak pada pola makan keluarga yang dikarenakan kesibukan, lebih sering memasak masakan cepat saji seperti spageti kalengan, mi instan, maupun nuggetayam. Cukupi Kebutuhan Cairan HALpaling menonjol terkait batu ginjal adalah rasa sakit yang luar biasa. Ini disebabkan batu yang menyumbat saluran kencing. Bila tidak lekas ditangani dapat mengarah pada kerusakan ginjal. Untuk mendeteksi batu ginjal diperlukan pemeriksaan saksama.Penanganannya bisa melalui pemberian obat, tapi yang pasti tujuan utamanya adalah agar batu bisa keluar dengan sendirinya. Batu ini bisa sangat kecil seukuran gula pasir hingga sebesar berlian. Namun, rata-rata berdiameter kurang dari 6 milimeter sehingga bisa keluar dengan sendirinya terbawa air seni. Jika setelah dirangsang obat batu tak kunjung keluar, pasien biasanya akan dibius, selanjutnya dokter memasukkan sejenis alat kecil yang akan menghancurkan batu di saluran kemih dan membersihkannya. Adakalanya dalam kasus tertentu, dokter melakukan terapi noninvasif dengan gelombang kejut, atau melakukan pembedahan (minimal invasive surgery). Dokter anak sekaligus ahli urologi dari Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles Dr Barry Duel, mengungkapkan, batu ginjal dapat menjadi penanda gangguan metabolisme yang berakibat endapan kalsium berlebih dalam urine. Mengingat gangguan metabolisme dapat menghambat tumbuh kembang anak,American Academy of Pediatrics merekomendasikan anak-anak dengan batu ginjal untuk melakukan uji metabolisme tubuh di laboratorium. Pada anak-anak, batu ginjal yang terbentuk kebanyakan merupakan endapan kalsium sehingga sering disebut batu kalsium.Inilah yang sering terjadi pada anak-anak yang kerap mengonsumsi jajanan berkadar garam tinggi. Direktur Klinik Gangguan Tulang dan Mineral dari Children�s Mercy Hospital di Kansas, Dr Uri Alon, mengingatkan, pola makan anak yang buruk dan tidak diimbangi cukup minum air putih meningkatkan risiko mereka terkena batu ginjal. Dengan kata lain,rajin minum air putih merupakan cara pencegahan paling umum dan mudah.� Pencegahan terbaik adalah dengan minum banyak air sehingga mineral dalam urine dapat larut,� saran ahli urologi asal Loyola, Dr David Hatch. Adapun jumlah air yang harus diminum disesuaikan usia dan bobot anak.Untuk anak usia rata-rata 10 tahun misalnya,berkisar 4 gelas per hari.Anak yang lebih aktif tentunya memerlukan lebih banyak asupan cairan lagi. �Saya menyerukan kepada anak-anak untuk minum cukup air untuk menjaga air seninya tetap jernih,�sebut Hatch. Bagi anak-anak dengan batu ginjal, dokter terkadang juga menyarankan meminum air perasan jeruk lemon atau jus jeruk segar yang dapat membantu mencegah pembentukan batu. (AP/Sindo) sumber |
![]() |
|
|