FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Tahun Pertama di Tanah Imigrasi
Nina Levi - Outremont, Kanada ![]() Hampir memasuki 5 tahun kehidupan aku di dunia yang penuh belantara. Asal muasal pergi dari Indonesia hanya karena usaha yang saya rintis mengalami ngoncangan hebat, kalah bersaing dengan harga dari barang China, satu persatu customer pergi beralih ke barang China. Suami yang kebetulan imigran warga negara tempat saya imigrasi memutuskan pulang. Masih terbayang dalam ingat 5 tahun yang lalu, suamiku bicara kita harus pulang. Aku waktu itu bicara pulang kemana, ke negara asal kamu? Atau ke negara yang kamu juga tak pernah kenal? Suami saya memang warga negara tempat saya imigran, hanya dia tak pernah hidup lama di negara imigrannya, alasan klasik, sulitnya mencari pekerjaan. Suamiku hanya hidup 2 tahun di negara imigran selebihnya banyak di negara lain, termasuk Indonesia. Waktu itu suami saya bicara tidak mungkin saya kembali ke negara asal saya, anak saya dua-duanya pria, saya tidak ingin mereka masuk wajib militer. Itulah asal negara suami saya sampai hari ini ada wajib militer. Jika di Indonesia orang berlomba masuk army di negara asal suami saya banyak orang coba tidak ikut wajib militer ini. Namanya prajurit itu paling utama yang di kirim ke medan perang. Akhirnya saya mengerti saya harus jadi ikut ke tempat dimana suami saya pun tak pernah kenal bagus.Terbayang semua apa yang akan saya lalui, suami saya seorang imigran tanpa saudara memang kebetulan dia merupakan turunan satu-satunya pula dalam keluarga besarnya, otomatis saya harus siap hidup bagaimana saja dan apapun yang terjadi. Ada perasaan takut juga membayangkan masa depan di negara imigran ini.Namun suamiku adalah pilihan hidup aku,dan aku harus jadi ikut kemana aja, sekalipun itu lubang semut. Sebelum berangkat ke negara imigran, suamiku bicara juga, aku harus kontak seorang kenalan, dia pindah dari Toronto ke Montreal. Kelihatan di Montreal lebih baik soalnya kenalan aku itu, sewaktu di Toronto hampir 10 tahun tidak punya kerja, sekarang menurut kabar dia sudah bekerja, dan kelihatan cukup sukses, itu perkataan suamiku. Aku dorong suamiku untuk bertemu dengan temannya sebelum kami imigrasi. Sempat aku tanya suamiku, setelah dia bertemu kenalannya itu di Montreal, bagaimana keadaan kenalan itu dan kehidupannya. Memang namanya rumput tetangga itu kelihatan hijau selalu. Waktu itu suamiku bicara kenalan aku kelihatan baik di Montreal, dia punya appartemen sekaligus cottage. Suamiku bicara waktu itu berarti Montreal bagus, lihat kenalan aku itu di Toronto tidak punya kerja sekarang dia punya kerja sekaligus punya apa tak dia punya sebelum.itu jawaban suamiku.Aku masih cecar suamiku itu,dimana dia kerja,suamiku bicara aku tidak tanya,lagipula itu bukan kebiasaan orang aku tanya-tanya,kecuali dia sendiri yang cerita sekali lagi suami aku menjawab pertanya aku.. Dari pembicaraan itu aku mulai mengerti, rupanya suamiku punya rencana pindah dari Toronto ke Montreal. Sejak pulang dari Montreal mulailah kita mencari tahu tentang kota ini. Sampai akhirnya mengerti, walaupun Canada ternyata kota ini memakai bahasa utamanya Perancis. Aku bicara lagi ke suamiku, kamu sudah pikir kita bisa hidup di Montreal? Kita berdua tidak ada yang bicara Perancis. Akhirnya beremail-emailan suamiku dengan kenalannya. Kenalan itu bicara tidak ada masalah diapun tidak bicara Perancis. Legalah perasaan aku, artinya tidak jauhlah dengan Toronto. ![]() ***************** Sebetulnya berat rasanya meninggalkan tanah dimana aku dilahirkan sekaligus di besarkan.Tatapan dari para pegawai aku yang penuh harap,untuk jangan sampai menutup usaha yang aku rintis,membuat aku menjadi kuat.Yach,apapun yang terjadi aku harus berjuang.Perjuangan aku dimulai dari mengajukan visa sampai persiapan mencari baby sitter untuk di bawa ke tempat aku imigran. Kebetulan aku punya anak-anak yang berumur 2 tahun.Ternyata membawa baby sitter tidak semudah itu, 3 orang calon semua gagal dalam wawacara.Mereka harus bisa 3 bahasa, Inggris, Perancis dan Indonesia. Punahlah harapan membawa baby sitter dari negara Indonesia. Akhirnya hari yang di tunggu datang juga, hari perjuangan dari nol di negara Imigran. Aku harus membawa dua kucaci kecil dalam penerbangan sepanjang 32 jam. Ternyata kucaci kecil ini cukup diam selama penerbangan panjang,walaupun sempat terjadi kecelakaan kecil,di bandara Hong Kong. Ketika gun air berbentuk ikan harus di relakan masuk ke tempat sampah.Sebetulnya hatiku sedih banget, penerbangan Hong Kong-Toronto lumayan panjang, tanpa mainan kesayangan mereka bisa bayangkan apa yang terjadi. Untunglah mereka manis dan tidak marah sepanjang perjalanan. Waktu tempuh yang begitu panjang akhirnya sampailah aku di Toronto sekitar jam 11 malam. ![]() Namanya imigran acara di bandara juga ternyata memakan waktu yang tidak sedikit,lumayan panjang.Anak-anak mulai merasa letih juga. Namanya negara lain aturannya lain juga, belum lagi individunya. Kebetulan saya membawa 6 kaleng susu untuk anak-anak,dengan perhitungan begitu sampai akan beli , keesokkan harinya. Maklum namanya tanpa keluarga ataupun kenalan. Sayang ternyata susu itu tidak bisa di bawa masuk ke dalam negara, walaupun susu itu buatan Amerika,saya memang membiasakan mereka minum susu import, untuk melatih perut mereka juga. Anak-anak sudah ingin minum susu juga, dengan memohon akhirnya 2 susu bisa di minum dan di berikan ke anak-anak. Yang lain hanya bye bye masuk keranjang sampah. ![]() Setelah hampir 2 jam mengurus macam-macam,kami semua bisa keluar dari bandara. Dengan taxi sampailah di depan rumah yang tidak terurus bagus. Cukup lama rumah itu kosong. Walaupun suami sudah meminta orang bersihkan sebelum kami datang,namanya rumah kosong tetap ada sisa-sisa kekotorannya dan bau rumah yang lama tidak di buka.Untuk saya terbayang apa harus saya buat pagi hari,dari mulai belanja makanan sampai urus rumah itu.Sebelum anak-anak lahir memang ada beberapa kali saya datang juga ke rumah itu, hanya setelah anak-anak ada sulit meninggalkan mereka di Indonesia. Otomatis rumah itu hanya suami yang sering datang,hampir 2 bulan sekali. Dua anak di tambah satu suami, bukan pekerjaan yang mudah ternyata, apalagi kebiasaan saya di Indonesia yang namanya pasukan selalu ada.Waktu tiga minggu di pakai untuk mengatasi jet plag,sampai akhirnya kami memutuskan melihat rumah yang jadi incaran.Berangkat kami ke kota Montreal. Hampir enam bulan kami naksir sebuah rumah yang kami lihat lewat internet.Saya waktu itu bicara dengan suami saya jika memang Tuhan ingin kita semua di Montreal rumah itu masih ada, plus kami dapat kredit juga untuk beli rumah itu.Karena terus terang rumah Toronto belum laku terjual.Keuangan kami tidak memungkinkan juga untuk beli lagi rumah.Ternyata Tuhan kasih semua,akhirnya pindahlah kami ke kota Montreal. Kehidupan tidaklah mudah, apalagi bagi kaum pendatang. Mulailah satu persatu terkuat. Ternyata bahasa Perancis amat sangat memenggang peranan penting di kota Montreal ini. Kenalan suami saya itu tidak perlu banyak pakai bahasa ini karena kebetulan dia kerja di kuburan. Semua harus kuat. Kehidupan babak pertama dimulai. Setelah berebuk hasilnya di putuskan sayalah yang belajar bahasa Perancis, sedangkan suami saya membuka toko. Tahun-tahun pertama bukanlah hal mudah mencari customer sekaligus memasang nama, untuk di kenal orang. Tanggung jawab produksi yang ada di Indonesia juga tidaklah kecil. Perjuangan berat dimulai dari mulai buka toko yang melayani dengan hanya bahasa Inggris,namanya kendala amat sangat hebat. Banyak kali customer yang tidak jadi membeli hanya karena kami tidak menguasai bahasa. Sekolah bahasa saya amat sangat suami saya harapkan sekali,karena itu pulang sekolah saya selalu membantunya untuk memulai pembukaan pembicaraan. ![]() Setiap hari pulang sekolah ke Toko membantu suami,anak-anakpun saya jemput sekitar jam 4 sore.Saya masukkan mereka ke daycare plus sekolah swasta untuk anak-anak umur ini.Jam 9 malam saya akan pulang kerumah,langsung masak makan malam.Anak-anak akan tidur. Setiap hari bangun jam 5 pagi,mempersiapkan bekal untuk semua.Nanti jam 6.30 antar anak-anak ke sekolah, dan langsung saya berangkat sendiri. Karena sekolah saya masuk jam 7.30.Hal paling sedih kapan ada kecelakaan bisa terlambat dan berantakkan semua. Saya biasanya pulang ke Indonesia tanpa anak-anak 4 tahun lalu,biasanya saya ke Indonesia kapan libur sekolah baik saya maupun anak-anak.Untuk anak-anak ikut ke toko ayahnya. Suami saya akan mengurus anak-anak kapan saya harus jalan. Berat rasanya anak-anak masih 2 tahun waktu itu,belum bisa mengurus diri sendiri. Saat ini di Canada sudah akan memasuki musim dingin. Ini waktu paling berat juga, karena di waktu seperti ini ada tambahan kerjaan untuk saya,mengurus daun-daun yang berguguran.Cuaca yang sudah mulai dingin plus kadang-kadang angin keras. Paling saya benci sudah bersih tempat saya,kebetulan tetangga belum bersih,angin keras datang,daun dari tetangga datang lagi,rasanya mau nangis. Sewaktu mengumpulkan daun-daun ini,ada kalanya saya bayangkan seandainya daun-daun ini adalah uang yang berserakan tentunya akan sangat gembira saya menyapunya. ![]() Itulah hampir 5 tahun yang lalu kehidupan pertama saya dimulai,soal jatuh bangun dunia usaha juga saya rasakan.Sekarang ini sedikit lebih santai dari waktu itu,anak-anak juga sudah mulai bisa mengurus dirinya sendiri dan usaha yang tadinya di toko saat ini saya beralih ke distributor. Keadaan ekonomi yang tidak menentu seperti saat ini untuk saya hampir sama kondisinya seperti kapan membludaknya barang China disini, walaupun barang china akhir-akhir ini kurang di pasaran daya beli tidak ada.Tapi saya bertekad terus berjuang untuk tetap jalan,sama seperti 4 tahun lalu, kapan suami mengajukan untuk ikut membeli dari China, saya menentang habis-habisan. Hampir 5 tahun saya berjuang, begitu juga para karyawan saya yang jadi memperbaiki kerjanya, memang belum ada hasil yang wah, hanya mudah-mudahan makan-makan aja masih ketemu, begitu juga dengan pendidikkan anak-anak karyawan-karyawan saya. Saya tidak mimpi menjadi si kaya saya hanya berusaha semaxsimal saya bisa. |
![]() |
|
|