FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Internasional Baca berita dari seluruh mancanegara untuk mengetahui apa yg sedang terjadi di dunia. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Pascagempa, Kekacauan Berlanjut di Haiti
Sabtu, 16 Januari 2010 | 09:54 WIB ![]() AP PHOTO/GERALD HERBERT Seorang anggota tim penyelamat Spanyol, Kamis (14/1), membawa anak berusia dua tahun, Redjeson Hausteen Claude, yang dapat diselamatkan dari reruntuhan sebuah rumah akibat gempa dahsyat, Selasa lalu, di Port-au-Prince. PORT AU PRINCE, KOMPAS.com � Serbuan penjarah bersenjata parang menteror jalanan Haiti, Jumat (15/1/2010), hampir bersamaan dengan datangnya tentara Amerika Serikat ke negara yang baru saja diguncang gempa ini untuk mengalirkan bantuan pada rakyatnya yang miskin dan terpukul trauma. ![]() Lebih dari 15.000 mayat telah dikumpulkan dan dikubur. ![]() Tiga hari setelah gempa, Selasa (12/1/2010), kemarahan dan frustasi memuncak di ibu kota berpenduduk dua juta jiwa itu akibat kekurangan makanan dan air, sementara bau busuk kian menyengat karena mayat-mayat yang bergelimpangan lebih cepat membusuk disengat matahari tropis daerah itu. "Lebih dari 15.000 mayat telah dikumpulkan dan dikubur," kata PM Haiti Jean-Maz Bellerive. "Kami baru mengumpulkan mayat-mayat di jalanan utama," sambungnya. Para pejabat Haiti menyatakan bahwa setidaknya 50.000 orang telah tewas dan 1,5 juta kehilangan tempat tinggal di negara Karibia ini, yang juga salah satu negara termiskin di dunia dan memiliki jejak sejarah yang penuh kekerasan dan darah. "Selama rakyat kelaparan dan kehausan, selama tempat berlindung belum ada, maka risiko kerusuhan pasti ada," ujar Menteri Pertahanan Brazil Nelson Jobim, setelah mengunjungi ibu kota Port-au-Prince. Ujung tombak dari 10.000 pasukan AS di Haiti telah mengambil alih bandara, yang dipenuhi berton-ton pasokan bantuan, dan juga telah melancarkan distribusi bantuan masal pertama dengan harapan bisa meredakan ancaman timbulnya kerusuhan. Para pejabat PBB juga telah meminta lebih banyak bantuan makanan dan obat-obatan bagi para korban yang selamat. Tapi penjarahan juga makin menjadi-jadi dan kerusuhan terjadi di beberapa tempat pembagian pasokan bantuan. Pada malam keempat setelah gempa, terjadi serbuan perampok bersenjatakan parang. "Tiba-tiba datang orang-orang bersenjata parang mencuri uang," tutur Evelyne Buino, pakar kecantikan yang bertahan hidup di salah satu daerah perumahan yang dirusak gempa. Para pejabat memperkirakan bahwa sekitar tiga juta orang, atau sepertiga dari populasi, kini menderita akibat gempa berkekuatan tujuh skala richter itu. Di bandara dan sejumlah RS juga sempat terjadi kekacauan dan kengerian ketika pasien terpaksa harus diamputasi tanpa obat bius. Militer AS tengah bersiap untuk mengirim 600.000 paket pasokan makanan dan 100.000 wadah air 10-literan. Pasokan makanan senilai 48 juta dolar AS juga datang diangkut kapal angkatan laut AS, seperti kapal induk USS Carl Vinson, yang tiba di Port-au-Prince, Jumat (15/1/2010), dan kapal itu juga dilengkapi 19 helikopter, penyuling air masal, dan berton-ton obat-obatan. "Tadinya masyarakat masih memiliki cadangan untuk beberapa hari, tapi kini sudah menipis. Mereka takut mencari makanan ke pusat kota karena keadaan sangat bahaya," keluh Patricia Etique, seorang kebangsaan Swiss yang tinggal di Haiti. Para penolong juga berpacu melawan waktu karena masih ada ribuan korban dalam keadaan kritis bergelimpangan di jalanan atau terkubur reruntuhan yang mana semuanya harus ditolong sebelum terlambat. Untungnya setelah tiga hari jumlah regu penolong dari berbagai negara makin banyak dan sebagian bahkan diperlengkapi dengan peralatan berat untuk membongkar reruntuhan. Regu penolong asal Belgia berhasil menyelamatkan wanita 28 tahun dari bawah reruntuhan, namun untuk mengeluarkannya, kaki kanannya harus diamputasi dari atas lutut. "Dengan bantuan regu penolong dari Spanyol, kami menyelamatkan seorang bayi kemarin malam, dan juga wanita ini," kata Sersan Mayor Edouard Dekoster, anggota dari tim SAR itu. Presiden Barack Obama telah menghubungi Presiden Haiti Rene Preval lewat telepon, Jumat (15/1/2010), dan menawarkan bantuan penuh pascagempa dan juga bantuan pembangunan jangka panjang. Tapi hari-hari berat telah menanti, karena jalanan rusak, pelabuhan utama ditutup, sehingga logistik menjadi sangat sulit sementara makanan dan minuman sangat langka. indonesia ngirim bantuan ga ke haiti... |
![]() |
|
|