
10th July 2011
|
 |
Member
|
|
Join Date: Jun 2011
Posts: 87
Rep Power: 0
|
|
Awas kanker kolon mengintai
Quote:
Siapa yang tak ngeri kala keganasan kanker usus besar atau kanker kolon menggerogoti tubuh. Ya, sebuah penyakit yang menduduki peringkat ketiga yang paling sering terjadi dan menjadi penyebab kematian yang utama di negara Barat.
Ada tindakan khusus yang dilakukan untuk menemukan penyakit ini dalam tubuh atau kerap disebut kolonoskopi. Mereka yang menderita penyakit ini bisa melakukan pembedahan dan diikuti kemoterapi. Seperti yang dialami Hj Sri Sunarni (Alm), 65, warga Desa Ngesrep, Ngemplak Boyolali. Sri didiagnosis mengidap kanker kolon empat tahun silam. Saat itu, kondisi kanker sudah stadium lanjut dan menyebar ke organ lain, seperti tulang belakang, paru-paru dan hati.
Putra bungsunya, Ahmad, mengatakan sebelum divonis kanker kolon, Sri sering tidak lancar buang air besar. Terkadang empat hari hingga tujuh hari sekali. Merasa ada yang tidak wajar, pihak keluarga memeriksakan kondisi tersebut ke rumah sakit. �Saat itu hasilnya normal, tidak ada yang tahu itu kanker,� ujarnya saat ditemui di rumahnya, Rabu (22/6).
Untuk mengatasi susah BAB, Sri biasa minum obat untuk memperlancar BAB. Seusai minum obat itu, biasanya BAB akan lancar, namun jika tidak maka akan kembali sulit. Beberapa kali Ahmad memeriksakan ibundanya ke selain rumah sakit juga ke pengobatan tradisional. Tapi tak membuahkan hasil. �Sudah semakin parah saja dan akhirnya dibawa ke rumah sakit. Setelah diperiksa baru tahu Ibu kena kanker kolon.�
Untuk menyembuhkan penyakit itu, dokter menyarankan untuk melakukan pembedahan dan kemoterapi. Namun mengingat usia Sri yang sudah 60-an tahun lebih, maka keluarga menolak saran itu. Ahmad mengaku khawatir kondisi Sri tidak akan kuat dengan bius dan waswas jika terjadi hal buruk pascaoperasi. Selama empat tahun tersebut, Sri melakukan pengobatan tradisional ke sejumlah daerah. Namun hasilnya hanya berjangka pendek. �Keluarga memutuskan untuk dilakukan mengobatan tradisional secara rutin. Namun sebelum pengobatan tuntas Ibu meninggal dunia, Kamis (23/6) lalu.�
Butuh perhatian
Dokter spesialis penyakit dalam RS PKU Muhammadiyah Solo, dr Retno Suryaningsih SpPD mengatakan kasus kanker kolon banyak diderita pada usia di atas 50 tahun. Untuk itu, butuh perhatian dan penanganan yang lebih. Retno mengatakan perawatan penderita tergantung pada tingkat stadium kanker itu sendiri. Saat stadium dini, maka terapi akan jauh lebih mudah. �Ada penilaian, ada skornya, kondisi pasien dan status kanker akan menentukan langkah medis apa yang akan diambil,� terang dia.
Tingkat kesembuhan kanker stadium satu dan dua masih cukup besar. Namun jika kanker ditemukan pada stadium lanjut, maka kemungkinan sembuhnya pun akan lebih sulit. Beberapa langkah yang dilakukan, seperti pengangkatan atau operasi dengan ditunjang oleh kemoterapi dan tindakan suportif lainnya
|
 
|