
10th July 2011
|
 |
Ceriwis Addicted
|
|
Join Date: Sep 2010
Location: -ceriwis-
Posts: 4,958
Rep Power: 50
|
|
Gangguan pigmen usik penampilan
Quote:
Kelainan pigmentasi pada kulit diidap penduduk di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Kelainan ini merupakan bagian dari penyakit kulit. Sedangkan penyakit kulit yang banyak diderita masyarakat Indonesia di antaranya penyakit kulit infeksi, baik oleh karena bakteri seperti kusta, infeksi parasit (kudis), infeksi virus (cacar air, cacar ular), jamur, panu.
Gangguan pigmentasi biasanya menyerang kulit wajah, sehingga sangat mengganggu penampilan. Gangguan pigmentasi ini dapat berupa hipomelanosis (kekurangan pigmen), seperti pada vitiligo dan albinisme dan hipermelanosis (kelebihan pigmen).
Vitiligo merupakan penyakit kekurangan pigmen yang berlangsung kronis dengan etiologi atau penyebab yang multifaktor, seperti trauma, terbakar surya, stress atau penyakit sistemik (organ dalam). �Vitiligo di seluruh dunia angka prevalensinya berkisar 1 % dari jumlah populasi,� kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) Cabang Solo, dr Prasetyadi Mawardi SpKK, Minggu (3/7).
Vitiligo ditandai kulit yang menghitam, atau memutih, ditumbuhi lingkaran putih mirip panu atau kulit bersisik. Kian lama spot atau lingkaran putih itu makin membesar. Kelainan ini disebabkan oleh kekurangan zat melanin disebabkan kerusakan produksi melanin.
Kanker kulit
Dr Prasetyadi yang juga penanggung Jawab Klinik Hastiti, Pusat Perawatan Kulit Wajah Rambut dan Estetika Medik RSUD dr Moewardi Solo, memaparkan, teori terbaru penyebab vitiligo adalah penyakit otoimun, sitotoksik, biokimiawi, oksidan antioksidan, neural atau oleh karena infeksi virus yang menyebabkan kerusakan melanosis epidermal.
Hipomelanosis bawaan lahir contohnya adalah Albino atau albinism ditandai dengan adanya kulit putih keperakan atau keputihan tidak memiliki pigmen, termasuk pada warna rambut, warna rambut poilosis, perubahan warna pada iris mata yang mengalami depigmentasi. �Juga disertai kelainan mata yang disebut nistagmus atau kelainan visual lainnya.�
Terkait albinisme, dokter spesialis kulit dan kelamin Klinik Estetika, dr Ayu Astrini SpKK, mengatakan kondisi ini tidak dapat diobati. Penderita harus sangat hati-hati saat beraktivitas di luar ruangan, terlebih saat terkena sinar matahari. Penderita albinisme tidak memiliki melanin, maka sangat rentan terhadap penyakit kanker kulit.
Untuk mengantisipasi hal ini, diutamakan menggunakan lotion pelindung ber-SPF (sun protection factor) minimal 30. SPF 30 dapat melindungi kulit dari efek buruk sinar matahari. Kulit penderita sangat sensitif, sehingga pemakaiannya lotion itu harus sangat berhati-hati. �Sering kulit bisa kemerah-merahan.�
Sebagian besar gangguan albinisme ini tidak diikuti dengan gangguan organ tubuh lainnya. Untuk itu tidak dibutuhkan obat-obatan untuk melakukan pencegahan karena tidak berdampak pada organ lain. �Hanya 10 persen sampai 20 persen penderita albinisme diikuti gangguan organ lain,� imbuh dia.
Sedangkan kelainan kelebihan pigmen lain yang didapat, sering mengenai wanita dewasa muda, biasanya mengenai wajah, terutama bagian wajah yang sering terpapar sinar matahari, disebut dengan Melasma. �Kelainan pigmen ini menyebabkan seorang wanita sering kali segera berobat, karena membuat seseorang kurang percaya diri dan mengurangi penampilan,� kata dr Prasetyadi.
Melasma dibagi dalam beberapa golongan seperti melasma epidermal, melasma dermal dan melasma campuran. Melasma epidermal lebih mudah diterapi dengan bahan-bahan depigmenting agent, seperti vitamin C, asam azeleat, AHA, hidroquinon secara selektif. Melasma dermal dan campuran membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu tertentu.
|
|