
3rd July 2011
|
 |
Moderator
|
|
Join Date: May 2010
Posts: 9,012
Rep Power: 59
|
|
Tiap Bulan, 200 Ekor Primata Disantap di Bali
Quote:
Quote:

Data mencengangkan dikeluarkan oleh ProFauna Indonesia. Selama ini, sedikitnya 200 ekor primata yang didatangkan dari Jawa ke Bali digunakan untuk kepentingan konsumsi masyarakat di pulau wisata tersebut.
Ironinya, primata yang didatangkan ke Bali itu bukan hasil penangkaran, melainkan dari penangkapan di alam liar. Lutung Jawa sebagai primata yang dilindungi. tak luput dari korban konsumsi.
"Tiap bulannya lebih dari 200 ekor dari primata jenis lutung Jawa dari Jember, Lumajang dan Banyuwangi didatangkan ke Bali untuk jadi santapan," ungkap Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, saat unjukrasa di depan Monumen Badjra Sandhi, Renon, Denpasar, Minggu 3 Juli 2011.
Rosek mengatakan, saat ini terdapat sekitar 200 jenis primata di seluruh dunia. Dari jumlah itu, 40 jenis atau sekitar 25 persen di antaranya hidup di Indonesia. Sayangnya, meskipun kaya akan jenis primata, namun 70 persen primata di tanah air itu terancam punah akibat rusaknya habitat primata dan penangkapan ilegal untuk diperdagangkan.
Badan Konservasi Internasional (IUCN) menunjukan sebanyak 25 jenis primata sejak tahun 2000 terancam punah. Dari daftar 25 jenis tersebut, 4 species primata di antaranya adalah primata asal Indonesia yaitu, Orangutan Sumatera, Tarsius Siau, Kukang Jawa dan Simakubo.
Rosek mengungkapkan, setiap tahun terdapat ribuan primata dari berbagai jenis yang ditangkap dari alam liar untuk diperdagangkan. Beberapa primata hingga kini masih diburu untuk diambil dagingnya.
"Mereka yang diburu untuk diambil dagingnya adalah Lutung Jawa, Monyet ekor panjang, Lutung Sumatera dan Beruk. Daging primata dipercaya sebagai obat seperti asma, meski sama sekali tak terbukti secara ilmiah," tandasnya.
Melihat kondisi tersebut, ProFauna mengajak seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Bali, untuk mendukung pelestarian primata dengan jalan tidak membeli primata. "Kalau mereka punah, keseimbangan alam rusak. Kami mengajak masyarakat untuk peduli, karena masyarakat yang langsung berhubungan dengan itu," tutupnya.
Dalam aksi yang digelar sekitar satu jam itu, ProFauna melakukan aksi teatrikal. Digambarkan manusia masuk di dalam sangkar kecil, sementara di luar sangkar primata asyik memerhatikan manusia tersebut. Itu dimaksudkan agar tak lagi menangkapi primata, agar keberadaan mereka tak punah.
|

Alright. Thanks for your visit in this thread.
|
|