FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Dari Sudut Jakarta
Pengawal Banjir dari Manggarai M. Rizal Maslan - detikNews ![]() Foto: Rizal/Detikcom Jakarta - Pemuda itu usianya baru 29 tahun. Kopi panas di mejanya diseruput sedikit-sedikit. Ibnu sedang asyik dalam perbincangan dengan para teman kerjanya, para penjaga pintu air Manggarai. Satu hal yang membuatnya santai hari itu adalah sebuah papan tulis putih di belakangnya. 'Manggarai 710 cm, normal 750 cm'. Kondisi air Senin (11/1/2010) masih normal. "Biasanya, di sini kalau sudah musim hujan banyak didatangi wartawan, seperti mas ini," ungkap Ibnu (29) memulai perbincangan dengan detikcom di kantor Pintu Air Manggarai di Jl Tambak, Manggarai, Jakarta Selatan. Ibnu yang merupakan warga Cikarang, Bekasi Barat, baru tiga tahun bekerja sebagai penjaga pintu air Manggarai. Dia lah penjaga pintu air termuda di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Pemprov DKI Jakarta. Ibnu mengaku menikmati pekerjaannya. "Ya biasa aja, Mas. Saya enjoy saja. Ini kondisinya masih normal, walau memang hujan selama tiga hari ini terus turun," jelas lulusan SMUN 210 di Jakarta Timur ini. Ibnu menerangkan, tugas pemantauan ketinggian air di Pintu Air Manggarai dilakukan setiap hari selama 24 jam secara bergantian. Selain pemantau, ada juga petugas pembersih sampah-sampah yang menumpuk dan menyangkut di pintu air. "Itu dilakukan oleh rekanan, bukan petugas Dinas PU Pemprov DKI Jakarta," imbuhnya. Selama bekerja, Ibnu mengaku belum pernah menerima tekanan dari masyarakat atau pejabat Pemprov DKI Jakarta memaksa membuka atau menutup pintu air. Namun mereka banyak menanyakan kondisi ketinggian air. Menurut Ibnu, kenaikan tinggi air di Manggarai, dipengaruhi oleh hujan di Jakarta, Depok dan Bogor. Pintu Air Manggarai dibangun oleh insinyur perairan asal Belanda bernama Herman van Breen, pada 1922. Bangunan ini dibuat untuk melindungi perumahan Menteng, kantor Gubernur Jenderal, serta jantung kota Batavia, sebutan nama Jakarta tempo doeloe. Setiap kali banjir datang, air Sungai Ciliwung dialihkan menuju Jatinegara dan Manggarai, yang waktu itu masih merupakan kawasan luar kota. Caranya adalah dengan menutup pintu air ini. Dengan demikian kawasan elit Menteng, Istana Merdeka, dan Kawasan Monas terlindung dari bencana banjir. Walaupun kawasan ini jauh lebih rendah dari kawasan Kampung Melayu, Bukit Duri dan Bidara Cina yang setiap tahunnya menjadi korban langganan banjir. Sampai kini pintu air Manggarai tetap difungsikan, meskipun Jatinegara dan Manggarai sudah menjadi kawasan pemukiman dan bisnis. (zal/fay) suatu bentuk dedikasi mungkin... Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
wow!
Nyimak dulu kang! |
#3
|
||||
|
||||
![]()
dia tu pegawai negeri bukan ndan..?
|
![]() |
|
|