
30th August 2010
|
 |
Senior Ceriwiser
|
|
Join Date: Jun 2010
Location: ██
Posts: 7,919
Rep Power: 245
|
|
China tanggapi latihan militer Korsel-AS
Marinir China akan menggelar latihan militer di Laut Kuning, dekat kawasan yang dijadwalkan akan menjadi tempat latihan militer bersama Korea Selatan-Amerika Serikat.
"Ini adalah latihan rutin setiap tahun, umumnya latihan menembak dari artileri kapal," kata Kementerian Pertahanan China seperti dikutip kantor berita Xinhua.
Lokasi latihan berada di Kota Qingdao yang menjadi markas marinir. Lokasi ini berdekatan dengan tempat yang sebelumnya disebutkan akan menjadi lokasi latihan militer Korsel-AS.
Belakangan ini, China mempublikasikan latihan militernya besar-besaran. Oleh banyak pihak, itu dinilai sebagai respons China menanggapi latihan Korsel-AS.
China memang keberatan atas rencana latihan militer gabungan itu. China menilai latihan yang dilakukan menyusul ketegangan baru setelah Korea Utara dituduh menenggelamkan kapal perang Korsel itu dapat merusak stabilitas Semenanjung Korea. China menolak negara asing mana pun melakukan latihan militer di dekat pantainya.
Tetapi Korsel dan AS tetap akan menggelar latihan gabungan bulan depan, walaupun belum mengumumkan tanggal. Sementara itu, pemimpin Korut Kim Jong-il dikabarkan juga sudah mengunjungi China sebagai sekutu satu-satunya.
Juli lalu Korsel-AS telah melakukan latihan militer di Laut Jepang. Latihan itu awalnya direncanakan dilakukan di Laut Kuning, tapi dipindahkan karena China keberatan.
Friksi soal aktivitas marinir AS di perairan di sekitar China semakin menambah persoalan antara China dan AS. Belakangan, China dan AS banyak mempersoalkan masalah Taiwan, Tibet, sensor internet, dan kebijakan nilai tukar mata uang China.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengeluarkan pernyataan yang mengkritik klaim China atas Laut China Selatan beserta pulau-pulau di sana. China memandang pernyataan Clinton sebagai campur tangan berlebihan AS atas wilayahnya. Beijing juga sudah memutus kontak dengan militer AS sebagai balasan atas penjualan senjata AS kepada Taiwan.
sumber
|