Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 12th January 2010
gusrus's Avatar
gusrus gusrus is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Dec 2009
Location: Depok, West Java, Indonesia
Posts: 708
Rep Power: 17
gusrus is a Good mangusrus is a Good mangusrus is a Good mangusrus is a Good man
Smile Jarum & Peniti

Negara kita yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 sudah berusia hampir 65 tahun. Proklamasi kemerdekaan RI hampir bersamaan dengan India, walaupun berbeda sejarah perjuangannya. Ibaratnya Indonesia dan India seumur. Tetapi marilah kita bandingkan perkembangan pembangunannya, terutama pada sektor industri. Beberapa produk India sudah hadir di negara kita seperti sepeda motor sampai dengan mobil. Sementara Indonesia bagaimana ? JARUM DAN PENITI SAJA MASIH IMPORT. Saudara-saudara kita yang pernah belajar ke luar negeri sudah banyak, khususnya di bidang metalurgi. Karena hampir semua industri logam, berbasis pada metalurgi. Bagaimana membuat sebuah logam yang tipis dan ringan tapi memiliki sifat yang tahan beban (panas, tekuk, puntir dll) namun tidak patah dan tetap kuat ? Jawaban itu semua ada di teknologi metalurgi. Ibarat meracik ramuan jamu, maka para pakar metalurgi di Indonesia harus diberdayakan dengan mengadaakan riset di laboratorium. Setelah ketemu formulanya maka harus ada keberpihakan dari penyelenggara negara ini untuk memproduksi secara masal. Misalnya beberapa ahli metalugi, mesin dikumpulkan dan diberikan tugas membuat protitipe sebuah sepeda motor. Setelah jadi, kemudian diproduksi dalam jumlah terbatas (limited). Produk itu dipakai untuk kalangan pemerintah lebih dahulu, mungkin untuk para kepala desa, camat atau yang lainnya. Setelah itu masyarakat pasti akan melihat dan menilai, jika cocok dan suka pasti permintaan dari masyarakat akan ada. Mungkin kalau langkah itu ditempuh, maka di Indonesia tidak ada lagi jarum dan peniti yang masih di ekspor. Mungkin jumlah Honda, Susuki, Yamaha, Kawasaki dll. akan jauh berkurang. Akhirnya, marilah kita mulai mencintai produksi dalam negeri (asal ada lho�) agar kita tidak menjadi pembeli di negeri sendiri. MERDEKA !!!!!

Reply With Quote
  #2  
Old 12th January 2010
jenggot's Avatar
jenggot jenggot is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Dec 2009
Location: behind of my mother n fat
Posts: 1,216
Rep Power: 17
jenggot memiliki kawan yg banyakjenggot memiliki kawan yg banyakjenggot memiliki kawan yg banyak
Default

saya setuju dengan komendan gus...
kebanyakan orang indonesia masih "makan merk"..
tapi kemungkinan ada juga karena kualitas barang2 produksi indonesia belum nyentuh ke hati pembeli...

yg jelas..cintailah produk indonesia
Reply With Quote
  #3  
Old 12th January 2010
coreunstable's Avatar
coreunstable coreunstable is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Earth, Andromeda
Posts: 1,078
Rep Power: 17
coreunstable memiliki kawan yg banyakcoreunstable memiliki kawan yg banyakcoreunstable memiliki kawan yg banyak
Default

Untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, sepertinya akan tersandung beberapa hambatan, terutama dari kotak wayang perpolitikan.

Negara-negara pemberi "bantuan" jelas tidak akan merasa senang dengan kemandirian Indonesia.

(dengan adannya hutang uang dan hutang budi terhadap mereka, tentu saja mereka dapat dengan mudah dan langgeng "berinfestasi" di segala bidang. Contohnya : Otomotif (Jepang), Sumber Daya Alam (Amerika), Kesehatan dsb)

Beberapa pebisnis (importir) akan berfikir : "lebih ekonomis (murah) mengimpor daripada membuat pabrik sendiri. Selain berkaitan dengan pasar modal, juga berkaitan dengan birokrasi yang korup, pungli yang besar dan minimnya insentif untuk investor dalam negeri.

Mungkin langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan memeratakan pembangunan yang sementara ini masih berpusat di kota besar dengan mengutamakan pembangunan fisik.

Menyingkirkan ketergantungan (jika memungkinkan) kepada negara lain. (secara politik -- sulit).

Peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan dan lapangan kerja (Jika butuh investor, Indonesia harus nurut dulu sama negara lain dan tetap berhutang -- sulit) demi tercapainya sumber daya manusia yang sehat (ingat motto olahraga kita waktu SD?) sehingga bisa mengentaskan kemiskinan.

Saya setuju dengan Gus, tapi ya itu tadi..
Pemerintah kita berani atau tidak?
Mari kita berdo'a semoga anak cucu kita bisa menikmati masa depan yang lebih baik dari ini ndan..
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 02:12 AM.


no new posts