Jakarta - Pengamat politik dari Center Indonesia for Development and Studies (Cides), Indria Samego, menilai ambang batas parlemen (
parliamentary threshold) sebaiknya berada di angka 3 persen. Angka itu sudah lebih tinggi dari angka pada pemilu sebelumnya, 2,5 persen.
"Kalau 2,5 persen ada kompromi politik di tengah tarik-menarik perseteruan parpol di DPR. PT 3 persen itu sudah jalan tengah," kata Indria.
Hal itu disampaikan usai acara peluncuran buku berjudul 'Bercermin di Layar, Realita Antar Cerita' karangan Rohmad Hadi wijoyo, di Hotel Crowne Plaza, Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2011).
Menurut Indria, angka PT 3 persen bisa lebih diterima partai menengah hingga kecil, seperti PKS, PAN, PPP, PKB dan PGerindra. Sayangnya, menurut Indria, Partai Hanura kemungkinan tidak berpeluang lolos jika PT 3 persen. Sedangkan bila PT 5 persen maka hanya partai besar yang diuntungkan, seperti Partai Demokrat, Partai Golkar dan PDI Perjuangan.
"Memang politik di Indonesia direncanakan jadi oligarki. Tujuan PT 5 persen untuk menyingkirkan parpol menengah dan kecil karena suaranya bisa disedot oleh partai besar. Jika skenario itu terwujud, kekuasaan parpol akan dikuasai politikus tertentu," terangnya.
Ia juga setuju pembahasan PT dilakukan di Sekretariat Gabungan Partai Koalisi. Menurutnya, dengan menyerahkan masalah ini ke ketua umum partai masing-masing, maka soal PT bisa terselesaikan dengan cepat. "Membahas di Setgab jelas lebih efektif menurut saya," tutup Indria.
sumber