FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Kepanasan, takut berhubungan seks, tidak bisa menahan kencing, bahkan ingin mengakhiri hidup adalah beberapa gejala menopause pada wanita. Mau tak mau, suka tak suka, saat itu pun akan tiba. Namun gejala tersebut bisa diatasi jika wanita mau mengikuti terapi hormon. Menopause adalah proses alami yang tidak dapat dicegah. Menopause didefinisikan sebagai saat setelah 12 bulan wanita tanpa haid (amenorea). Umur rata-rata seorang wanita memasuki menopause adalah 51 tahun. Setiap tahunnya, sekitar 25 juta wanita di dunia mengalami menopause. Lalu apa yang harus dikhawatirkan dengan menopause? "Mau nggak mau, menopause itu pasti datang. Perempuan nggak usah panik, harusnya justru senang, kan nggak usah ribet-ribet ngurusin haid lagi dan nggak usah melayani suami lagi? Tapi yang harus diketahui perempuan adalah, dengan tidak haid lagi justru menimbulkan banyak masalah," ujar Prof. Dr. med. Ali Baziad, SpOG (K) dalam acara seminar Terapi Hormon Meningkatkan Gejala Menopause dan Meningkatkan Kualitas Hidup yang diadakan di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (14/10/2009). Dalam rangka memperingati World Menopause Day 2009 yang jatuh tanggal 18 Oktober mendatang, Prof. Ali mengingatkan pentingnya terapi hormon estrogen bagi wanita yang mengalami menopause demi mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik di masa tuanya kelak. Namun sayangnya, kesadaran akan pentingnya terapi hormon ini masih sangat kurang di Indonesia. "Mereka lebih senang mengonsumsi obat penenang, vitamin, atau obat tidur untuk mengatasi gejala-gejala menopause. Dikiranya dengan begitu akan hilang, padahal satu-satunya obat mujarab untuk menopause ya hormon estrogen itu sendiri. Hormon itu bisa diberikan dalam bentuk pil, tablet atau koyo oleh dokter," jelas Ali. Apa saja gejala menopause itu? Terdapat 2 gejala menopause, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendeknya, Ali menyebutkan gejala seperti sering merasa kepanasan (hot flushes), sulit menahan air kencing, takut melakukan seks, dan ingin mengakhiri hidup (depresi). "Jadi kalau suami ngerasa kedinginan, istri justru kepanasan dan keringatan. Atau sedang ngantri mau salaman malah kebelet pipis. Tapi yang paling banyak dikeluhkan yaitu nggak mau berhubungan seks lagi dengan suami karena vaginanya sudah kering. Jelas aja sakit, karena estrogennya sudah habis, jadi nggak ada lagi olinya. Jadi suami-suami harap maklum dan ikhlas kalau istri menolak seks, bukannya dibuat-buat tapi memang rasanya akan sakit sekali kalau dimasukkan penis," tutur Ali. Adapun gejala jangka panjangnya yaitu tulang keropos (osteoporosis), penyakit jantung koroner, alzheimer (pikun), stroke, kanker usus besar, gigi rontok dan katarak. Untuk meringankan dan mengurangi semua risiko itu, maka terapi hormon estrogen pun sangat dibutuhkan. Tapi sayangnya hanya sedikit wanita yang punya kesadaran untuk melakukannya padahal jika dilakukan bisa memperpanjang umur hidup, mengurangi risiko kematian dan meningkatkan kualitas hidup. "Banyak yang bilang mahal, takut kena kanker payudara atau alasan lainnya. Padahal terapi hormon itu murah kok dan jika dikonsumsi rutin, wanita masih bisa fit, bugar dan punya kulit kencang di usia tua dan masa menopausenya," ujar Ali. Namun kini, menopause sudah mulai dialami oleh wanita-wanita paruh baya. Pola hidup yang tidak sehat diyakini menjadi pemicunya. Faktor genetik juga bisa jadi penyebabnya, karena ketika dilahirkan, wanita sudah dijatah sel telurnya dan rata-rata sel telur wanita adalah 400.000 sel telur hingga mencapai masa menopause. "Banyak wanita yang datang ke dokter mengeluhkan gejala depresi, takut berhubungan seks atau sakit tulang. Mereka tidak sadar bahwa itu adalah gejala menopause. Ketika diberitahu demikian, mereka tidak percaya karena umurnya baru 30 atau 40 tahun," ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Wolfgang Goethe University of Frankfurt, Jerman tersebut. Menurut dokter yang juga kepala divisi Imunoendrokinologi Dep. Obgin FKUI-RSCM itu, saat ini gejala menopause memang banyak dialami wanita dan ibu-ibu paruh baya. Hal itu dikarenakan pola hidup mereka yang tidak sehat ketika masih muda. "Wanita-wanita zaman sekarang kan banyak yang merokok, minum alkohol, minum obat-obatan penurun berat badan, dan segala jenis obat-obatan. Padahal obat-obatan dan zat-zat beracun itu bisa membunuh sel-sel telur, karena sel telur sangat sensitif terhadap bahan kimia. Akibatnya mereka mengalami menopause dini, " ujar Ali. Untuk itu, jika tidak ingin mengalami menopause dini, sebaiknya perempuan membiasakan pola hidup sehat sejak dini, terutama saat remaja. "Banyakin konsumsi makanan sumber fitoestrogen dari kedelai, bengkuang, pepaya. Banyakin juga bergerak, olahraga, kena sinar matahari sejak usia 12-an tahun," papar Ali. sumber |
![]() |
|
|