Wakil Presiden Jusuf Kalla menyoroti sejumlah faktor yang selama ini menghambat investasi di Indonesia. Karena itu, pemerintah tengah berupaya mengahpus atau mengurangi hambatan tersebut sehingga bisa meningkatkan investasi di tengah kondisi perlambatan ekonomi.
Faktor penghambat pertama adalah birokrasi yang tidak efisien dan berujung adanya pungutan liar (pungli). Menurut Kalla, perlu langkah operasional yang tegas untuk menyelesaikan perseoalan tersebut.
Ia menjelaskan, seringkali perlu hal bertele-tele untuk meminta persetujuan di tingkat birokrasi. Kondisi ini diperparah dengan jumlah birokrat yang cukup banyak, yakni mencapai 3,5 juta pegawai negeri sipil (PNS). Hal ini yang membuat investasi banyak terbentur di tingkat aparatur pemerintah.
"Jadi bagaimana (menghilangkan) satu surat, yang tadinya perlu empat paraf menjadi satu paraf saja," kata Kalla saat membuka acara seminar bertajuk "Mencari Penggerak Baru Pertumbuhan Ekonomi 2017" di Jakarta, Kamis (27/10).
Kedua, hambatan permodalan yang kurang kompetitif. Kalla mengatakan, masalah ini terkait erat dengan tingkat bunga perbankan di Indonesia yang masih tinggi.
Karena itu, dia meminta suku bunga perbankan bisa turun mencapai minimal 7 persen tahun depan. "Angka persentase itu adalah suku bunga di Thailand, ini penting agar kita bersaing di tingkat yang sama," katanya.
Baca Selengkapnya ==> Penghambat Investasi