<div class="spoiler">
Spoiler for :
<div id="bbcode_spoiler_content" style="margin: 0px; padding: 6px; border: 1px solid #CCC;background: #EEE;color:#000;"><div class="content_spoiler_57184fb323c70" id="bbcode_inside_spoiler" style="display: none;background: #EEE;">

Quote:
Leicester City menjadi sensasi di kompetisi sepak bola terelite Inggris, Premier League. Tim yang nyaris terdegradasi pada musim lalu itu kini bersaing di papan atas. Prestasi mereka jauh lebih baik dari tim elite seperti Manchester United hingga Chelsea.
Apa yang berubah dari The Foxes dibanding musim lalu? Keberadaan manajer Claudio Ranieri di dalam tim. Pria asal Italia itu dilantik menjadi manajer anyar pada musim ini menggantikan Nigel Pearson yang dipecat.
Pengaruh Ranieri ke The Fixes ternyata besar. Prestasi Leicester menanjak pesat di bawah arahannya. Hal itu diakui oleh striker Jamie Vardy yang tampil sensasional musim in tentang bukti peran apik Ranieri sebagai manajer.
“Ranieri mengajari kami nilai tentang mempersiapkan diri, mempelajari lawan, dan menyadari kelemahan diri. Itu berarti ketika bertanding, kami sudah siap dengan semua senjata. Alhasil, jika kalah, tidak ada pihak yang mesti disalahkan selain diri kami sendiri,” kata Vardy.
Kiprah memesona Ranieri hanya sebagian contoh dari catatan apik para pelatih asal Italia di sepak bola Eropa. Cukup banyak nama-nama pelatih besar yang berasal dari Negeri Piza. Selain Ranieri, orang bisa mengedepankan Roberto Mancini yang kini menangangi Inter Milan. Nama Carlo Ancelotti yang katanya bakal melatih Bayern Muenchen musim depan dapat pula diajukan.
Quote:Original Posted By silent.stalker ►
Bagi yg nonton leicester ngalahin man city 3-1 tadi, pasti liat cara ranieri (another italian) 'ngebunuh' man city itu tipikal taktik tim2 serie a yg underdog ngelawan tim yg lebih diunggulkan buat nutupin kelemahan individual pemain2 mereka dibanding lawannya yg lebih superior. 

Daftar orang Italia lain dengan kapasitas sama dengan Ancelotti cs tidak akan habis. Sebab, Italia memang selalu menghadirkan para pelatih sepak bola jempolan.
Apa rahasianya?
Pendidikan kepelatihan yang serius menjadi jawabannya. Dibanding negara lain di seluruh dunia, Italia adalah pelopor pelembagaan pendidikan kepelatihan sepak bola. Mereka sudah memiliki perguruan tinggi yang khusus memfokuskan diri ke kepelatihan sepak bola
sejak 1958. Tempat itu ada
di Coverciano yang merupakan markas utama tim nasional sepak bola Italia.
Nyaris tidak ada tempat di dunia seperti Coverciano. Di sini semua orang yang ingin menjadi pelatih tim sepak bola digodok. Mereka mesti mendapat
sertifikat dari sini sebagai lisensi. Jika belum punya, jangan harap
bisa melatih tim sepak bola di Italia dalam level apa pun.
Di Coverciano, para calon pelatih tidak diajari tentang strategi ataupun taktik terbaik. Sebaliknya pendidikan di sana hanya menggugah orang mau
“berpikir tentang sepak bola”. Alhasil, sistem perkuliahan di Coverciano didominasi oleh
diskusi yang merangsang pemikiran baru.
Akan tetapi, sama seperti pendidikan tinggi lain, mahasiswa yang notabene merupakan calon pelatih mesti membuat karya ilmiah. Di sinilah para calon pelatih menuangkan ide maupun terobosan yang kerap menjadi dasarnya untuk melatih sebuah tim.
Contohnya adalah milik Ancelotti. Dia menulis makalah berjudul
The Future of Fottball: More Dyamic. Pada intinya, Ancelotti mengajukan gagasan bahwa pergerakan pemain di atas lapangan kian penting dalam sepak bola. Hal ini menjadi basis sistem kepelatihannya yang selalu fleksibel di setiap tim yang ditanganinya.
</span>