Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 15th April 2016
Bajigur32's Avatar
Bajigur32 Bajigur32 is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Posts: 458
Rep Power: 10
Bajigur32 mempunyai hidup yang Normal
Default Inilah Pertanyaan "Kapan" Yang Sering Kita Dengar

Selamat Siang ceriwisser Semua

Dimanapun kamu Berada Semoga Sehat Wal Afiat dan Dijauhkan Dari Lemah Syahwat.

Amin..


Spoiler for Pendahuluan:

Terkadang hidup itu seperti ini, lepas dari pertanyaan kapan yang satu, masuk ke pertanyaan kapan yang lainnya. Dan saking seringnya ditanya, kita jadi sekenanya menjawab : kapan-kapan.



Ketika saya belajar ilmu jurnalistik, setidaknya ada 5 pertanyaan yang harus diajukan untuk membuat sebuah berita. Kita mengenalnya dengan 5W1H, yaitu what, who, where, when dan how. Dalam bahasa Indonesia yang berarti : apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana. Ketika lima pertanyaan tersebut sudah terjawab, setidaknya sebuah berita menjadi layak untuk diberitakan.



Apa menayakan kejadian yang terjadi, siapa itu menjelaskan pelaku, dimana menayakan tempat, kapan menanyakan waktu, dan bagaimana menanyakan kronologis kejadian. Saya tidak membahas semua kata tanya tersebut, karena disini saya akan membahas kata yang digunakan untuk menanyakan waktu, yaitu : kapan.



Saat kita masih kecil, pertanyaan “kapan” mungkin sama seperti kata tanya lainnya yang dengan mudah kita jawab. Misalnya,



Kapan liburan?

Kapan main bareng lagi?

Kapan masuk sekolah?



Jawab saja : besok, minggu depan, bulan depan.

Mudah bukan.



Namun, begitu kita beranjak dewasa, “kapan” adalah salah satu kata tanya yang mungkin membuat kita resah dan terkadang sulit untuk menjawabnya. Terutama jika itu menyangkut dengan hal-hal yang kita sendiri juga belum bisa memberikan jawaban pasti. Seperti,



Kapan lulus?

Kapan kerja?

Kapan nikah?

Kapan punya anak?



Sebenarnya kita bisa saja dengan mudah menjawabnya seperti, besok, tahun depan, atau setelah pemilu.

Mudah bukan.

Tapi yang terjadi kadang bisa sebaliknya, dan sambil tersenyum kecut kita menjawab : kapan-kapan.





Spoiler for Pembahasan:

Spoiler for 1. Kapan Lulus:

[/img]



Baru juga bisa bernafas lega setelah berhasil lulus kuliah, orang-orang sekitar sudah punya pertanyaan baru yaitu : kapan kerja?



Memang sehabis lulus kuliah kita sudah seharusnya masuk dunia kerja, tapi bagaimana dengan mereka yang sudah lulus lama tapi masih belum dapat kerja? Bukan berarti mereka semua malas mencari kerja, kadang yang terjadi malah sebaliknya, mereka sudah berkali-kali memasukkan lamaran kerja, bikin cv banyak, ikut tes sampai wawancara, tapi pada akhirnya nggak diterima juga. Yang pada awalnya masih level job seeker kini naik levelnya menjadi job hunter.



Belum lagi kalo dibandingan dengan orang lain, teman seangkatan yang sudah bekerja, yang bajunya rapi, yang suka pakai dasi, sambil bilang,



“Lihat tuh Paijo, sudah bekerja. Dasinya tiap hari gonta-ganti, kamu kapan kerja?”



Pedih.



Saya jadi ingat celetukan Om Indro Warkop pas ditanya soal lapangan kerja di Indonesia, dengan santai beliau bilang,



“Sebenarnya lapangan pekerjaan di Indonesia itu banyak banget. Misalnya nyapu jalan, mangkas rumput liar, bersihin kali, ngecat trotoar, macem-macem lah. Cuma masalahnya satu. Enggak ada yang gaji. Kalo lapangan pekerjaan mah banyak, situ mau kerja apa saja silakan. Tapi ya itu, yang ngasih gaji nggak ada.”



Hmm..Gile lu ndro.



Bersyukurlah bagi kalian yang sudah bekerja, apapun pekerjaan itu. Setidaknya kalian sudah punya penghasilan sendiri untuk bisa membeli makanan dan minuman bergizi, agar badan sehat dan kuat, terlebih ketika menghadapi pertanyaan selanjutnya yaitu : kapan nikah?





Spoiler for 3. Kapan Nikah:

[img][/img]



Saya masih suka bingung dengan alasan orang yang suka nanya : kapan punya anak?



Kalo keluarga masih okelah, terlebih kedua orang tua yang mungkin sudah ingin menimang cucu. Tapi kepada teman yang ketemu saja jarang, sekali ketemu di resepsi pernikahan, terus dua bulan kemudian dengan gampangnya bertanya : kapan punya anak?



Rasanya pengen ngasih les biologi, biar dia tahu kalo usia janin itu sekitar 9 bulan, belum waktu bikinnya, belum lihat berbagai tutorialnya, jadi ya lumayan lama. Kecuali kalo sebelum nikah udah nabung duluan. Itu beda.



Lupakanlah.

Ada juga yang pas lebaran, terus di depan banyak orang dengan santai bertanya,



“Markonah, kamu kapan punya anak? Masa sudah bertahun-tahun masih seneng berduaan terus. Lihat dong, aku aja udah punya sepuluh. Ini mau bikin satu lagi, rencanya yang ini mau dijadikan penjaga gawang. Biar pas sebelas. Kesebelasan.”



Dan dengan senyum yang dipaksakan si Markonah hanya bisa menjawab,



“Pengen sih. Doakan saja…”



Rasanya nggak tega melihat seorang perempuan menjawab seperti itu saat ditanya : kapan punya anak?



Sebuah pertanyaan sederhana, mungkin hanya sekedar basa-basi, tapi bisa jadi penghakiman yang luar biasa kepada mereka yang sudah menikah lama namun belum juga mendapat karunia anak. Mungkin mereka sudah mencoba segala cara, dari yang medis sampai mistis. Tapi toh sekali lagi, kita hanya bisa berusaha sekaligus berdoa semampu kita, selebihnya itu bagian Tuhan.



Sampai ketika saya bertemu dengan Sari, teman sekolah dulu saat buka puasa bareng. Sebelum pulang, di parkiran banyak anak-anak kecil yang berlarian, dia melihat kemudian tersenyum, karena penasaran saya akhirnya bertanya..



“Kenapa lihat anak kecil lari-lari malah senyum?”

“Gak tau kenapa kalo lihat anak kecil itu di hati rasanya maknyes..”

“Maknyes gimana?”

“Makanya kamu itu cepet lulus kuliah, terus kerja, terus nikah baru nanti kamu apa yang aku rasain sekarang. Masa yang lain sudah sibuk nyari pendamping kamu masih sibuk nyari dosen aja. Udah ah, aku balik duluan sama suami. Dagh..”




DEG!



Saya cuma diam di atas motor setelah mendapat kalimat combo. Yah, tiga tahun yang lalu saya datang ke resepsi pernikahannya, dan sekarang mereka masih berdua. Sebelum pulang saya minum mizone dingin dari dalam tas, begitu mengalir melewati tenggorokan rasanya maknyes..



“Oh..rasanya seperti itu.”



Tapi ini maknyes di kerongkongan, bukan maknyes di hati seperti yang Sari bilang.









Spoiler for Penutup:

Pesan saya sih, jangan sering-sering bertanya,



Kapan lulus?

Kapan kerja?

Kapan nikah?

Kapan punya anak?



Kepada mereka-mereka yang sedang berjuang untuk mencari jawabannya.



Ngasih semangat sih nggak apa-apa asal jangan seperti menghakimi. Karena dibalik setiap jawaban di atas, selalu ada perjuangan, doa, rasa putus asa dan bahkan air mata yang terkadang kita nggak pernah tau karena mungkin selalu ditutupi dengan senyum dan tawa, sekalipun itu hanya pura-pura.



Jadi, sudah berapa pertanyaan “kapan” yang bisa kamu jawab?








Terimakasih sudah mau berkunjung di thread ane, sumbernya ane ambil dari sini alias blog ane sendiri.

Btw, udah lama gak bikin thread jadi bingung gini ya..

Pokoknya tetap menerima melon, sekian dan terima calon istri.





Baca juga ya gansis, thread ane yang lainnya..



Inilah Level Kesepian! HT #1



Orang Indonesia yang Menciptakan Istilah Populer di Masyarakat HT#2



Judul Lagu-Lagu Ini Menggunakan Nama Seorang Perempuan HT #3



Inilah Musim-Musim Dalam Sebuah Perjalanan Cinta HT #4</div></div></div>

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:26 PM.


no new posts