|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() </span></div></div></div> Spoiler for Perjalanan Batu Lawi: Tebing Batu Lawi merupakan salah satu puncak dari jajaran pegunungan yang membentang dari Miri sampai ke Bario, berada di tengah pegunungan Kelabit Highland, Serawak, Malaysia. Tebing ini masuk ke dalam lindungan Pulong TauNational Forest Park, Malaysia. Perjalanan menuju tebing dimulai dari Bario (Bariew). Bario adalah sebuah desa terpencil yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Timur, dengan Long Bawan sebagai desa di Indonesia yang paling dekat untuk diakses dari Bario. Untuk mencapai Bario dapat dilalui melalui jalur darat atau jalur udara. Jalur darat jarang dipakai sebagai transportasi menuju Bario, dikarenakan medan yang berat. Jalan yang dilalui adalah logging road (jalan penebang hutan) dengan waktu tempuh kurang lebih 14 jam. Jalur udara adalah alternatif yang paling sering digunakan untuk mencapai daerah ini dikarenakan lebih hemat waktu tempuh. Dari Bario, untuk mencapai bibir tebing, diperlukan trekking selama 3 hari melintasi Taman Nasional Pulong Tau. Spoiler for Sejarah: Batu Lawi juga memiliki peranannya sendiri ketika pecahnya Perang Dunia II. Puncak kembar Batu Lawi pada masa perang itu memiliki peranan penting sebagai tempat persinggahan yang digunakan oleh pilot Angkatan Udara Australia (RAAF). Misi Sekutu dimana Australia tergabung didalamnya ialah untuk membantu merebut kembali bagian utara Kalimantan dari tangan Jepang yang telah menyerang dan kemudian menduduki wilayah itu pada tahun 1941 silam. Keberadaan Sekutu di areal Batu Lawi juga sekalian melatih berperang suku-suku lokal sehingga jika sudah terlatih bisa mereka manfaatkan untuk melawan invasi Jepang. Salah satu diantara pasukan Sekutu yang kala itu ada di Batu Lawi ini ialah Tom Harisson seorang ilmuwan Inggris, wartawan dan pendiri Mass Observation yang kemudian menjadi letnan dua di Angkatan Darat Inggris. Pada masa itu, dimana peta Kalimantan masih belum ada sehingga menjadikan pasukan Sekutu merasa kesulitan untuk menentukan titik serangan dan menemukan markas Jepang. Batu Lawi merupakan areal di belakang garis pertahanan Jepang yang diselimuti oleh hutan hijau dan tebal sehingga selalu luput dari pengawasan musuh. Namun Batu Lawi yang posisinya menonjol dan seolah keluar dari kabut hijau itu bisa menjadi tempat untuk melakukan pengawasan dan pengintaian kepada pasukan Jepang. ![]() ![]() Mungkin upaya pendakian yang pertama kali dilakukan oleh Tom Harrisson pada tahun 1946 yang akhirnya sampai ke puncak perempuan atau Peak Female yang mana pendakian pertama itu telah banyak menginspirasi pendaki-pendaki lainnya hingga kini. Tulisan oleh Arnan Tri Arminanto Foto oleh Tim Ekspedisi Astacala “Facing Giant Rock” ![]() ![]() ![]() ![]() Spoiler for Foto - foto: Spoiler for Foto - foto: Spoiler for Foto - foto: Spoiler for Foto - foto: <span style="display:block; text-align:center;"><a target="_blank" href="http://s1128.photobucket.com/user/BayuWicaksono/media/lagiii_zpsda65bad0.jpg.html" onclick="_gaq.push(['_trackEvent', 'outbond', 'click', 'http://s1128.photobucket.com/user/BayuWicaksono/media/lagiii_zpsda65bad0.jpg.html']);dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'http://s1128.photobucket.com/user/BayuWicaksono/media/lagiii_zpsda65bad0.jpg.html'}); "> ![]() ![]() ![]() ![]() |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|