Semua tingkatan daerah pasti memiliki otonomi untuk memilih pemimpin daerah tersebut Mulai dari desa sampai negara. Semua dipilih melalui pemilihan umum. Pemilihan umum yang jujur dan adil adalah yang diharapkan. Namun, apa yang terjadi pada negeriku ini ?
Indonesia memiliki budaya yang kurang baik pada soal pemilihan umum. Budaya itu sudah muncul bahkan dimulai oleh sang calon pemimpin. Tak segan mereka menggelontorkan dana yang besar untuk masyarakat agar ia terpilih sebagai pemimpin di daerah tersebut. Dan tidak jarang pula mereka datang ke paranormal atau dukun agar ia terpilih (katanya : tanpa dukun, semua sia-sia).
Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu berpikir dengan jernih. Tak perlu dana sogokan, dan memilih dengan hati nurani kita. Kenyataan yang terjadi dilapangan hampir 90 % para calon pemimpin melakukan tindakan suap-menyuap warga. Dan itu sudah menjadi hal wajar katanya.
Dari segi kehidupan, itu sudah tidak baik. Apalagi dari segi agama, haram hukumnya melakukan penyuapan. Adakah nanti calon pemimpin yang berakhlak baik ? tanpa melakukan suap-menyuap. Saya sendiri sangat miris melihat kenyataan tersebut. Padahal kalo dilogika, calon yang dipilih tidak akan merubah hidup kita menjadi kaya atau sukses. Karena semua itu datang dari kita sendiri dalam menjalani kehidupan. Kita pun harus berharap nantinya muncul calon pemimpin yang diimpikan, yaitu yang berakhlak baik dan mampu memajukan dan mensejahterakan daerah tersebut dengan jujur dan adil.
Hubungan dukun dengan acara pemilihan umum
Seorang dukun dipercaya mampu merubah segalanya. Makanya para calon pemimpin memilih jalan pintas tersebut. Tidak adakah yang percaya dengan kekuatan do'a ?