FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
<span style="display:block; text-align:center;">
Quote: .![]() Quote: Selamat Siang gan !! Karena ane suka banget dengan kesenian jaranan dan setiap ada acara selalu lihat jadi ane memutuskan untuk membuat threadnya. Agan udah tau / sering tau kesenian jaranan Kediri ? ane tau banyak kesenian jaranan di daerah lain tapi yang akan ane bahas disini kesenian jaranan yang ada di kota tercinta ane Kediri ![]() Untuk yang belum tahu akan ane kasih informasinya gan ![]() Quote: INTRO Spoiler for jaranan: ![]() Menurut beberapa seniman di Kediri, jaranan memiliki keterkaitan cukup erat dengan wilayah Kediri kuno yang kini berperan menjadi pusat peradaban. Dulunya, jaranan sempat menjadi simbol kejayaan sebuah daerah sebagai kesenian kerajaan. Menurut pengamat seni dari Pare, Kediri, Harianto, kesenian jaranan dipercaya ada sejak sekitar tahun 1041. Atau bersamaan dengan saat ketika kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2. Bagian timur menjadi Kerajaan Jenggala dengan ibukota Kahuripan dan sebelah barat menjadi Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan Ibukota Dhahapura. Spoiler for lebih detailnya: Ada versi lain mengenai cerita tentang asal mula jaranan. Cerita tersebut Dewi Sekartaji dilamar oleh Klono Sewandono dari Wengker, Toh Bagus Utusan Singo Barong Dari Blitar, Kalawraha seorang Adipati dari Pesisir Kidul, dan 4 prajurit yang berasal dari Blitar. Karena Dewi Sekartaji tidak mau menikah, ingin menjadi pertapa saja seperti yang telah disebutkan di atas, maka ia membuat satu permohonan atau sayembara. Barang siapa yang bisa membuat kesenian yang ada di pulau Jawa maka akan menjadi suami Dewi Sekartaji. Beberapa pelamar bertemu di jalan dan bertengkar dahulu sebelum mengikuti sayembara. Dalam peperangan itu dimenangkan oleh Klana Sewandono atau Pujangganom, Singo Ludoyo kalah. Saat Singo Ludoyo kalah, Singo Ludoyo memibuat kesepakatan dengan Pujangganom agar Pujangganom tidak membunuh Singo Ludoyo. Pujangganom menyepakati permintaan Singo Ludoyo dengan syarat Singo Ludoyo atau Singo Barong harus mengiring temantennya dengan Dewi Sangga Langit ke Wengker. Iring-iringan temanten itu harus diiringi oleh jaran-jaran dengan melewati bawah tanah dengan diiringi oleh alat musik yang berasal dari bambu dan besi. Pada jaman sekarang besi menjadi kenong dan bambu menjadi terompet dan jaranan. Jaranan muncul di Kediri hanya untuk menggambarkan berpindahnya Dewi Sekartaji dari Kediri menuju Wengker Bantar Angin. Pada saat pindah ke Wengker, Dewi Sekartaji dan Klana Sewandana diarak oleh Singo Barong. Arak-arakan itu dilakukan dengan menerobos dari dalam tanah sambil berjoget. Alat musik yang dimainkan adalah berasal dari bambu dan besi. Untuk mengenang sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit dan pernikahanya dengan Klana Sewandono atau Pujangganom inilah masyarakat Kediri membuat kesenian jaranan. Sedangkan di Ponorogo muncul Reog. Dua kesenian ini sebenarnya memiliki akar historis yang hampir sama. Seni jaranan ini diturunkan secara turun temurun hingga sekarang ini. Menurut Harianto lagi, pada perkembangan di era sekarang, di Kediri terdapat beberapa kesenian Jaranan yang dapat dinikmati. Diantaranya adalah Jaranan Senterewe, Jaranan Pegon, Jaranan Dor, dan Jaranan Jawa. Jaranan Jawa merupakan salah satu kesenian jaranan yang mengandung unsur magis dalam tariannya. Dimana pada puncaknya penari akan mengalami trance (kesurupan) dan melakukan aksi berbahaya yang terkadang di luar akal manusia. Sedangkan Jaranan Dor, Jaranan Pegon, dan Jaranan Senterewe lebih mengedepankan kreatifitas gerak dengan iringan musik yang dinamis. Jaranan Senterewe merupakan jaranan yang digemari, karena dalam penampilannya selalu disertai hiburan lagu-lagu yang bernada diatonis. Quote: Nilai yang ada dalam Jaranan Spoiler for klik: ![]() Quote:Sumber Ane ambil dari berbagai sumber gan Spoiler for sini: - Kakek ane - Temen - Sumber 1 - Sumber 2 - Sumber 3 Quote: Untuk Warga Kediri ![]() ![]() |
![]() |
|
|