FAQ |
Calendar |
![]() |
|
News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Jakarta - Komjen Budi Waseso (Buwas) mengakui dirinya pernah bikin gaduh saat menjabat menjadi Kabareskrim Polri. Kini sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Buwas bikin gila. Peringatan keras bagi bandar narkoba! "Kemarin di Bareskrim Polri saya bikin gaduh. Sekarang di BNN saya bikin gila," ujar Buwas dalam acara sosialisasi stop narkoba dan pemahaman bahaya narkoba 'Eksis Tanpa Narkoba' di lingkungan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di Gedung Serbaguna Kantor Pusat KBN, Jalan Raya Cakung Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (10/3/2016). Acara ini dihadiri oleh 50-an pekerja KBN. "Malah Presiden bilang suruh lebih gila lagi menangani narkoba. Malah BNN dipelesetkan jadi bandar narkotika nasional," ujar Buwas yang mengenakan setelan putih-hitam ini. Large Image Link (545 kB) Bisma/detikcom Buwas menerangkan, pemberantasan narkoba tidak bisa dilakukan secara normal. Penanganan harus luar biasa karena narkoba merupakan kejahatan luar biasa. "Pelakunya tidak punya perasaan. Bisa disebut pembunuhan berencana dan massal karena setiap tahun 18 ribu orang mati karena narkoba. Ini yang sering saya sampaikan sebagai perang modern," kata dia. Large Image Link (601 kB) Indonesia, lanjutnya, merupakan negara kaya. Semua negara ingin menjajah. Cara termudah untuk menghancurkan yakni dengan menghancurkan satu generasi dengan narkoba. "Kostrad yang begitu kuat saja bisa bobol oleh narkoba. Sekarang kita yang disasar. Mereka dibiayai dengan uang besar melalui jaringan yaitu untuk meregenerasi pangsa pasar. Celakanya pangsa pasar yang dituju sekarang anak TK dan SD," ungkap Buwas. Tidak akan yang bisa menjamin 1 RT bisa bebas dari narkoba. Buwas menyebut Presiden Jokowi mengatakan pilar terdepan seperti TNI dan Polri sudah terkontaminasi. Bahkan pesantren sudah terkontaminasi narkoba. "Indonesia sangat luar biasa penggunaan narkobanya. BNN punya tanggung jawab berat karena 50 persen usia produktif sudah terkontaminasi narkoba. Jadi saat ini BNN mengamankan 50 persen lagi usia produktif supaya tidak terkena narkoba," tuturnya. "Ini by design dari negara yang mau ngerebut negara kita. Saat teror kemarin 7 orang meninggal satu Indonesia ribut. Sedangkan karena narkoba, 40-50 orang mati tiap harinya (tidak ribut)," ucap dia. Large Image Link (502 kB) BNN telah mengamankan 6 ton sabu pada 2015. Jumlah tersebut hanya 20 persen yang dapat masuk ke Indonesia. Berarti ada 30 ton yang lolos dan dikonsumsi oleh masyarakat. "Indonesia adalah pangsa pasar terbesar di ASEAN. Baru saja saya mendapat laporan dari anak-anak buah saya mendeteksi narkoba dari lapas. Narkoba yang masuk ke Indonesia transit di Malaysia, sudah sangat dekat dengan kita tinggal tunggu waktu masuk ke sini. Ini amanah besar Tuhan untuk saya," beber Buwas. Large Image Link (526 kB) Narkoba juga masuk dari negara seperti Cina, Thailand, Nigeria dan Singapura. Barang haram tersebut diproduksi puluhan ton dan akan dijual di Indonesia. "BNN Thailand bilang ke saya, kalau dilihat narkotika di Thailand sangat luar biasa. Home industry sebanyak-banyaknya. Barangnya laku di Indonesia, untung berlipat-lipat dari sana. Rp 250 juta jadi Rp 250 miliar," tutur Buwas. Terkait:
|
![]() |
|
|