FAQ |
Calendar |
![]() |
|
News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Jakarta - Riah, sebut saja begitu, sudah beberapa hari ini sibuk berkemas-kemas. Barang-barang miliknya sudah dia masukan ke koper dan plastik. Riah, sudah 40 tahun tinggal di Kalijodo. Dia hapal betul dengan seluk beluk kawasan ini. Kini usia Riah sudah 65 tahun, anak-anaknya empat orang sudah besar. Ada yang menjadi petugas, ada yang menjadi chef, ada yang menjadi tour guide dan memiliki usaha di Bali, serta yang paling bungsu masih berkuliah di universitas di Malang. "Mau pindah, pulang kampung di Lumajang. Di sini nggak bisa jualan," jelas Riah yang ditemui di Kalijodo, Jumat (19/2/2016). Yang dimaksud dia dengan jualan ini menjajakan anak buahnya, perempuan usia 20-30-an tahun. "Sudah lumayan lama 40 tahun tinggal di sini," tutur dia. Riah dengan ramah melayani pertanyaan yang diajukan. Dia sudah cuek dan pasrah dengan penertiban. Era bisnisnya sudah selesai. "Dulu bisa dapat Rp 5 sampai 10 juta per bulan, kalau dulu tahun 2015 bisa 100 ribu sehari. Saya punya anak buah 20 orang, kalau saya dagang mereka pada duduk di depan, kalau ada yang nanya saya tawari," urai dia. Menurutnya, tarif anak asuhnya sekitar Rp 150 ribu. Riah sendiri hanya mengambil Rp 20 ribu. "150 lepas, sistem bagi hasil aja saya ambil 20, uang kamar 30, 100 buat dia," imbuh dia yang suaminya menjadi sopir ini. Sedikit tips dibagikan Riah soal kode-kode bila ingin memesan. "Anciang (cantik), sinfo (baru), kalau kode yang yung (atas bawah) itu service," tutup dia dengan senyum sambil melanjutkan beres-beresnya. Terkait:
|
![]() |
|
|