
Foto: Edward Febriyati
Jakarta - Maryama melangkah pasti menyambut rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menertibkan Kalijodo. Ia menjadi penyambung lidah warga Kalijodo yang ingin 'hijrah' ke rumah susun.
"Kalau soal kerja, kita punya tangan dan kita punya kaki, Pak. Kita bisa kerja di mana saja yang penting ada tempat tinggal," teriak Maryama yang merupakan Ketua RT 07/RW 10 ini disambut tepuk tangan warga. Maryama dan warga menghuni Kalijodo zona Jakbar. Mereka merupakan segelintir orang yang rela ditertibkan Ahok.
Selain Maryama Cs, puluhan orang warga Kalijodo terus mendatangi posko pendaftaraan dan penanganan warga Kalijodo di Kantor Kecamatan Penjaringan. Warga mendaftar memilih opsi penempatan rusun. Pekerjaan warga mulai dari ibu rumah tangga, karyawan, wiraswasta, tukang ojek, sopir, dan pedagang. Namun nama warga disamarkan untuk menghindari intimidasi dari warga lain yang menolak
penertiban Kalijodo. Untuk menghuni rusun, warga Kalijodo harus memiliki KTP DKI Jakarta. Rusun di Marunda, Jakarta Utara dan rusun di Jakarta Timur telah disiapkan untuk menampung warga Kalijodo.
Penertiban Kalijodo juga berdampak pada nasib kupu-kupu malam. Musik dangdut nan menggelegar dan gemerlap malam di Kalijodo mulai
meredup. Pekerja malam satu per satu mulai angkat kaki meninggalkan lokasi prostitusi yang telah ada sejak tahun 1930 itu.
Ahok bahkan menyebut 80 persen PSK Kalijodo sudah pulang kampung. "(Data Kalijodo) lengkap. Nggak sampai ribuan orang (total warga), sekarang saja 80 persen sudah pulang ke kampung," ujar Ahok. Ahok telah menawarkan PSK Kalijodo untuk pulang ke kampung halaman. Bila berminat, PSK Kalijodo dapat mengikuti pelatihan gratis mulai dari tata boga hingga otomotif.
Begitu pula dengan Mensos Khofifah Indar Parawansa yang menawarkan PSK alih profesi. Opsi pertama yakni vocational training di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Pasar Rebo selama 6 bulan. Setelah selesai, mereka akan pulang dengan mendapatkan bantuan usaha senilai Rp 5.050.000. Opsi kedua, eks PSK itu akan diajak menjadi tenaga kerja perusahaan garmen di Boyolali. Perusahaan tersebut membutuhkan tenaga kerja 2.000 orang. Hingga kini belum ada yang memilih opsi pelatihan kerja atau pulang kampung.
Namun krikil-krikil tajam menghalangi langkah warga Kalijodo untuk membuka lembaran hidup baru. Warga yang memilih opsi pindah ke rusun disebut-sebut diintimidasi oleh oknum preman di Kalijodo. Mereka ketakutan dan akhirnya mencabut surat pendaftaran pindah ke rusun.
Kabar
intimidasi warga ini sampai ke telinga Ahok dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian. Mereka merangkul dan siap
mengamankan warga Kalijodo. Personel kepolisian segera dikerahkan mengamankan warga.