FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
||||
|
||||
![]() Ini tak lain karena teknologi baru yang diterapkan pada mesin mobil F1 Pembalap Mercedes, Nico Rosberg saat beraksi di GP F1 Abu Dhabi. (REUTERS/Hamad I Mohammed) Terobosan teknologi yang diterapkan pada mobil Formula 1 (F1) mendapat kritikan keras dari Jacques Villeneuve. Legenda F1 itu menilai ajang balap jet darat itu sudah tidak menjadi olahraga ekstrem. Saat ini, F1 memang sudah menerapkan teknologi mesin hybrid pada mobil-mobil yang digunakan para pembalap dalam beberapa tahun terakhir. Ini tak lain karena mesin tersebut dikenal cukup ramah lingkungan. Tapi, bagi Villeneuve, hal tersebut adalah kesalahan yang cukup besar. Jawara dunia 1997 itu menilai, mesin tersebut memiliki beban yang cukup berat dan membuat kecepatan mobil menurun. "F1 mencoba untuk menjadi segalanya dan itu salah. Itu mencoba menjadi mobil adu daya tahan, itu merupakan bentuk dari hybrid dan teknologi hybrid mempunyai berat sekitar 100 kilogram dan berat itu membuat empat detik lebih lambat," kata Villeneuve, seperti dilansir Planet F1. "F1 sudah tidak lagi ekstrem, ini tak lagi masuk akal. F1 harus berada di luar sana, ekstrem, tak terjangkau, gila-gilaan, hebat, --seperti itu lah yang selalu terjadi. Itu merupakan laboratorium yang mana langit menjadi batasnya," sambung pembalap asal Kanada ini. Dalam dua musim terakhir ini, banyak yang menilai balapan F1 memang sudah membosankan. Tak lain karena dominasi Mercedes lewat Lewis Hamilton yang berhasil menjadi juara dunia dua kali, dan mobil-mobil kontestan lainnya tak mampu menyainginya. (art) |
![]() |
|
|