Nilai tukar rupiah kembali mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam empat hari berturut-turut. Pagi ini rupiah dibuka di angka Rp 14.179 per dolar AS, bahkan di pasar spot rupiah sudah berada di kisaran Rp 13.900-an. Sejak 1 Oktober, rupiah sudah menguat hingga 5 persen, yang merupakan kenaikan tertinggi sejak September 2013.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata dari para pelaku pasar keuangan, ada empat
faktor rupiah menguat yang menyebabkan kenaikan kurs rupiah pada saat ini. Faktor yang pertama adalah adanya permintaan kepada PT Pertamina (Persero) untuk mengurangi pembelian dolar AS.
“Pertamina dan sejumlah BUMN yang biasanya punya kebutuhan dolar AS yang banyak, mengurangi pembeliannya,” kata sumber Katadata, Rabu (7/10).
Kedua, faktor pelemahan dolar AS akibat realisasi data tenaga kerja dan manufaktur di negara Paman Sam yang tidak sesuai ekspektasi. Hal ini telah menyebabkan dolar AS melemah, bukan saja terhadap rupiah, tapi juga mata uang di negara-negara lain.
Ketiga, BI memanfaatkan kondisi pasar ini dengan melakukan intervensi melepas cadangan dolarnya, sehingga mendorong penguatan rupiah. Keempat, yang juga menyebabkan penguatan rupiah pada beberapa hari ini juga terkait dengan masuknya dana asing. Terutama dengan rencana penerbitan saham baru (rights issue) PT HM Sampoerna Tbk senilai hampir Rp 21 triliun. Kalau mayoritas pembeli saham baru produsen rokok itu adalah investor asing, alhasil mereka membawa dolar AS dari luar negeri yang ditukarkan ke rupiah.
Sumber