Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama Kepala Dinas Pendidikan DKI Arie Budhiman dan Kepala Diskominfomas DKI Ii Karunia saat berfoto dengan siswa saat berdialog dengan siswa SMA Yayasan Al-Hidayah Jakarta Perguruan Tinggi Diponegoro?, di Balai Agung, Balai Kota, Selasa (29/9/2015).
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok belum lama ini merekrut 25 orang sebagai pegawai magangnya. Mereka berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, mulai dari mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan S-1 hingga yang telah menyandang gelar doktor.
"Ada yang masih S-1, banyak yang baru lulus S-1, ada yang sedang S-2, dan baru lulus S-3. Beberapa ada yang sudah punya pengalaman kerja profesional beberapa tahun," kata asisten pribadi
Ahok, Michael Victor Sianipar kepada
Kompas.com, Senin (5/10/2015).
Menurut Michael, sebagian besar pegawai magang berusia sekitar 24-25 tahun. Mereka dibagi ke dalam delapan kelompok kerja, masing-masing kelompok kerja bidang pendidikan, kesehatan, pariwisata dan budaya, smart city, BUMD, anggaran, infrastruktur, dan sosial.
Mereka diberikan tugas untuk mengawasi dan mengkaji kemajuan dari program-program unggulan pemerintah yang telah dijalankan. Mulai dari membahasnya dengan para penyusun kebijakan dan pelaksana lapangan, hingga turun langsung ke lapangan.
"Tujuan turun ke lapangan untuk melihat realita lapangan dan menjaring keluhan atau masukan dari warga, serta mendata bagaimana suatu program akhirnya dirasakan oleh masyarakat," ujar Michael.
Ia kemudian menyontohkan mengenai pengawasan terhadap jalannya program
Kartu Jakarta Pintar. Menurut Michael, pegawai magang nantinya akan berkoordinasi dengan jajaran pejabat di Dinas Pendidikan maupun Bank DKI untuk membantu dalam proses pendataan, distribusi, maupun penggunaan oleh siswa penerimanya.
"Tim juga akan turun ke sekolah-sekolah dan masyarakat untuk memastikan KJP tepat sasaran dan tidak disalahgunakan," kata Michael.