FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Internasional Baca berita dari seluruh mancanegara untuk mengetahui apa yg sedang terjadi di dunia. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Dari kiri: Kasubdit Standardisasi, Sertifikasi dan Navigasi Penerbangan Kemenhub Dini Nurdiani, Direktur Service Development and IT AirNav Indonesia New In Hartaty Manullang, dan Direktur Keuangan AirNav Indonesia Rita Widiati. (Istimewa) Jakarta – Tiga perempuan pakar dan praktisi navigasi nasional menjadi motor dalam merebut kedaulatan udara Indonesia di sekitar Kepulauan Natuna yang selama ini dikenal sebagai Sektor ABC, yang masih dikuasai Singapura dan Malaysia. Ketiga srikadi itu menjadi motor pembentukan Kelompok Penyelenggara Perencanaan Penerbangan Indonesia (KP3I) di Bandung, Rabu (15/9), yang melibatkan semua pihak yang terkait dengan navigasi udara di Indonesia. Mereka adalah Direktur Keuangan Perum AirNav Indonesia Rita Widayati, Kasubdit Standardisasi Sertifikasi dan Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Dini Nurdiani, dan Direktur Services Development & IT AirNav Indonesia New In Hartaty Manullang. KP3I merancang perumusan grand design rencana induk (master plan) penerbangan nasional untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendukung aspek pertahanan dan keamanan negara. Target awal KP3I adalah menata penerbangan hingga menyentuh kawasan terpencil, sekaligus pengambil-alihan wilayah ruang udara sekitar Kepulauan Natuna yang sudah diinstruksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk direbut dalam tiga tahun ke depan. "Sesuai roadmap, AirNav Indonesia siap mendukung pemerintah mengambil alih sektor ABC dalam waktu satu tahun. Jika dalam setahun ini kita memodernisasi peralatan, kita optimistis bisa," kata New In Hartaty. Rita Widayati maupun New In Hartaty mengatakan, kesiapan AirNav mengambilalih kedaulatan udara NKRI, menjadi langkah konkret AirNav mendukung roadmap transformasi BUMN dalam lima tahun yang sudah disusun Menteri BUMN Rini Soemarno. Presiden Jokowi sebelumnya menargetkan dalam tiga tahun ke depan Indonesia harus bisa merebut kembali kedaulatan udara NKRI di sekitar Kepulauan Natuna dan Batam yang selama ini dikuasai Singapura dan Malaysia. New In Hartaty mengatakan, pengambilalihan sektor ABC bukan sekadar aspek pelayanan, tetapi juga martabat bangsa berdaulat. Karena itu, lobi-lobi antarnegara juga perlu dilakukan agar secara bersamaan dapat menegakkan kedaulatan. Area termasuk Sektor A adalah wilayah di bagian utara Singapura, Sektor C mencakup bagian utara, dan Sektor B daerah sekitar Laut Cina Selatan. Pengelolaan tata ruang udara Sektor C (ketinggian di atas 24.500 kaki) dilakukan Singapura, sedangkan ketinggian di bawah 24.500 kaki dikelola Malaysia. |
![]() |
|
|