Ilustrasi penjual daging sapi. (Antara/Aloysius Jarot Nugroho)
Bogor - Aktivitas pemotongan hewan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Bogor diliburkan menyusul pedagang daging sapi mogok berjualan. Kepala RPH, Arif Mukti, saat dikonfirmasi, mengatakan, aktivitas pemotongan diliburkan terhitung mulai hari ini hingga Rabu (12/8).
“Selama empat hari, mulai hari ini, pukul 12.00 WIB hingga tiga hari ke depan di RPH tidak ada aktivitas pemotongan. Hal tersebut menyusul aksi mogok para pedang daging,” kata Arif, Bogor, Minggu (9/8).
Setiap harinya, RPH Kota Bogor dapat memotong 50 hingga 100 sapi yang sebagian besar merupakan sapi impor asal Australia dan sapi lokal asal Jawa TImur. Dengan adanya aksi mogok berjualan, kata Arif, tidak berdampak, karena pada dasarnya RPH hanya menjual jasa pemotongan hewan. Sementara, konsumsi hewani di Kota Bogor mencapai 22,1 ton per hari.
Hari pertama unjuk rasa, di beberapa pasar di Kota Bogor juga tidak nampak aktivitas jual-beli daging. Meja tempat berjualan bersih dari daging, para padagang sendiri lebih memilih bersantai di kios-kios miliknya.
Menurut Hendrawan (37) pedagang di Pasar Anyar, Kota Bogor, mengakui sudah menerima surat selebaran dari Asosiasi Pedagang Daging dan Sapi Potong Indonesia (APDASI) wilayah Jabodetabek jika selama empat hari diimbau tidak berjualan daging.
“Jelas kami mendukung, karena harga daging yang sejak Lebaran tidak turun di kisaran Rp 120.000 hingga Rp 130.000 per kilogram,” paparnya.
Hal tersebut juga memicu menurunnya daya beli masyarakat hingga 50 persen. “Biasanya saya menjual 50 kilogram (kg) per hari, namun sepekan terakhir 50 kg dijual bisa tiga hari,” keluhnya.
Pedagang lainnya, Dede (30) menambahkan sebagian besar para penjual menginginkan harga kembali normal Rp 95.000 hingga 100.000 per kilogram. Jika kenaikan harga daging tidak bisa kembali dalam seminggu ke depan, Dede bersama pedagang daging lainnya akan terus mengalami kerugian.
“Jika kondisi seperti ini terus, saya harus putar otak. Kemungkinan saya tidak berjualan daging lagi,” kata Dede.