Presiden Joko Widodo bersiap membuka Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang, Jawa Timur, 1 Agustus 2015 (Antara/Zabur Karuru)
Jakarta - Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) telah berlalu. Namun, ada sepenggal kisah soal sarung dan kiai dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri perhelatan itu.
Saat itu, Jokowi sengaja memakai sarung ke acara tersebut untuk menghormati kalangan Nahdliyin dan santri yang kerap memakai sarung.
"Waktu kemarin saya mau ke Muktamar NU, ada yang bisiki saya. Pak nanti kalau ke NU, pakai sarung. Saya siapkan sarung. Saya ke sana pakai sarung," kata Jokowi, saat memulai pidatonya di pembukaan acara Kongres III Persatuan Alumni Gerajkan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), di Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/8).
Namun, alangkah kagetnya sang presiden, setiba di lokasi acara, para kiai yang menyambutnya justru tak memakai sarung.
"Keluar dari mobil saya kaget. Ternyata sesepuh kiai-kiai di sana pakai jas dan dasi," ujar Jokowi.
"Saya tanya pada kiai kenapa pakai jas dan dasi? Disampaikan ke saya, 'Pak, kami ingin hormati Pak Presiden'. Saya sampaikan ke kiai, Pak, saya pakai sarung karena mau menghormati Pak kiai. Jadi tak
nyambung," ujar Jokowi yang disambut tawa dan tepuk tangan ratusan orang yang memadati ruangan acara itu digelar.
Sementara itu, dalam pidatonya, Jokowi mengatakan, dia merasa bangga bisa hadir di kongres ke III PA GMNI. "Saya seperti hadir di rumah sendiri, rumah kaum marhaenis, rumah kaum pejuang pemikir, pemikir pejuang," kata Jokowi yang mengenakan baju batik lengan panjang ke acara itu.