Studi: Penggemar Taylor Swift Cenderung Miliki Empati Tinggi

**Gusnan**

Penyanyi, Taylor Swift (AFP/Jewel Samad)

Para ilmuwan dari Universitas Cambridge, Inggris mengatakan, pendengar musik biasanya dikategorikan sebagai pribadi yang mudah empati atau sistematis.
Jika seseorang menyukai Taylor Swift, maka orang tersebut cenderung mudah empati pada orang lain. Namun, jika ia penggemar musik keras, maka orang tersebut cenderung dinilai sebagai pribadi yang sistematis, suka menganalisa dan terpola.
“Meskipun pilihan musik berfluktuasi dari waktu ke waktu, tapi kami telah menemukan tingkat empati seseorang dan gaya berpikir mereka, sehingga mampu memprediksi jenis musik yang mereka sukai," kata peneliti, David Greenberg.
“Bahkan, gaya kognitif mereka, apakah mereka kuat pada empati atau kuat pada sistem bisa menjadi prediktor dari musik yang mereka sukai," tambah Greenberg.
Selama beberapa dekade terakhir, para peneliti yakin bahwa preferensi musik mencerminkan karakteristik eksplisit seseorang, seperti usia dan kepribadian.
Orang-orang yang terbuka untuk pengalaman baru cenderung memilih musik blues, jaz, klasik, dan musik rakyat.
Come Away with Me dari Norah Jones adalah contoh dari sebuah lagu yang tinggi empati, sementara Concerto in C karya Antonio Vivaldi adalah penggambaran sistematik.
Para peneliti melakukan sejumlah studi pada lebih dari 4.000 peserta, yang direkrut melalui myPersonality Facebook.
Aplikasi ini meminta pengguna Facebook untuk mengambil pilihan kuesioner berbasis psikologi. Mereka diminta untuk mendengarkan dan menilai 50 buah musik.
Para peneliti menggunakan contoh musik dari 26 genre dan subgenre.
Orang-orang yang skor tinggi pada empati cenderung lebih memilih musik mellow, R & B, slow rock, dan kontemporer dewasa. Mereka tidak menyukai musik intens, seperti punk dan heavy metal.
Sedangkan mereka yang cenderung sistematik akan memilih musik kontemporer dan karya-karya Vivaldi. Mereka tidak menyukai musik lembut dan bersahaja.

Terkait:

Menu