Karyawan JICT Mogok, Bongkar Muat di Tanjung Priok Lumpuh

**Gusnan**

Puluhan truk kontainer mengular dan mengantri di depan pintu masuk JICT,

Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, 28 Juli 2015. (Suara Pembaruan/Carlos Roy Fajarta)

Jakarta - Aksi mogok kerja yang dilakukan oleh karyawan Jakarta International Container Terminal (JICT) Selasa (28/7), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara mengakibatkan lumpuhnya aktivitas bongkar muat barang dari dalam kawasan pelabuhan ke JICT.
Ratusan truk kontainer mengantre sepanjang tiga kilometer dari dalam kawasan pelabuhan untuk keluar melalui pintu pos IX dan masuk ke dalam pintu masuk utama JICT yang berada di persimpangan Jalan Sulawesi dengan Jalan Jampea.
Kepolisian dari Polres Metro Jakarta Utara dan Polres Pelabuhan Tanjung Priok nampak bersiaga disekitar titik konsentrasi karyawan JICT yang memasang atribut disekitar lingkungan gedung JICT.
Peang (29) salah satu pengendara sepeda motor yang melintas dari arah Ancol menuju Cilincing mengaku kepadatan antrean truk kontainer sudah mulai terlihat hingga Pos Polisi Bintang, Pademangan, Jakarta Utara.
"Banyak kontainer yang parkir di bahu jalan untuk menunggu masuk kawasan pelabuhan, makanya lalu lintas bertambah padat karena dari dua lajur di RE Martadinata hanya satu lajur yang bisa digunakan," katanya.
Menurutnya, para supir truk kontainer itu menunggu giliran untuk masuk dan bongkar muat di dalam kawasan pelabuhan Tanjung Priok sehingga terpaksa meminggirkan kendaraan mereka di bahu jalan.
Sementara itu, ‎Robin (38) salah satu supir truk kontainer yang ikut mengantre di depan Gedung Kantor Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, mengatakan dirinya sudah mengantre sejak Pukul 07.00 WIB.
"Biasanya antrean setengah jam juga sudah masuk dalam kawasan JICT, tapi ini sudah hampir 5 jam kita mengantre dan tertahan di luar karena banyak dari karyawan JICT yang mogok kerja," kata Robin.
Robin berharap agar aksi mogok tersebut segera dihentikan karena membuat dirinya semakin mengeluarkan biaya untuk ongkos selama menunggu masuk ke dalam kawasan pelabuhan.
"Kalau sudah lama mengantre seperti ini pasti yang kena dampak paling langsung ya kita yang di lapangan, solar pasti tambah boros, ‎uang makan juga bertambah, belum lagi ongkos buat ke preman yang kadang-kadang nyamperin," tambahnya.
Hinggal Pukul 13.00 WIB, antrean truk kontainer untuk masuk ke dalam JICT masih menumpuk dan belum bisa masuk ke dalam pusat eksport import barang terbesar di DKI Jakarta itu. Salah satu karyawan IPC (Pelindo II) yang sedang menunggu di area JICT namun tidak ingin disebutkan identitasnya, mengatakan‎ ‎saat ini pihak IPC sedang berupaya masuk ke dalam kawasan JICT untuk menggerakan posisi-posisi vital yang ditinggal mogok kerja oleh pekerja JICT.
"Di dalam sedang diupayakan menggantikan posisi gerbang dan dalam area yang ditinggalkan pekerja JICT supaya dapat melayani kembali aktifitas bongkar muat‎ barang," katanya singkat.

Terkait: