FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Food Beverage Tempat mencari resep,tips dan diskusi makanan enak di berbagai tempat |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Semarang merupakan salah satu kota dengan etnis suku campuran antara Jawa, Cina, Arab, dan India. Sebagai kota yang memiliki asimilasi beragam suku dan budaya, maka hal ini juga menjadi salah satu faktor akan adanya keberagaman makanan tradisional khas dari masing-masing daerah. ![]() Source:http://2.bp.blogspot.com/-0dQBJOTUxz...ugu+Muda+2.jpg Walaupun banyak pula makanan tradisional yang mulai dilestarikan lagi, tetapi ada beberapa makanan tradisional yang dapat dikatakan hampir punah atau tidak dapat dijumpai lagi. Berikut ini beberapa jenis makanan tradisional khas Semarangan yang mulai sulit dijumpai. Apa Saja Sih?? 1.Roti Gandjel Rel ![]() Warnanya coklat, bantat, beraroma rempah-rempah dan bertabur biji wijen. Sekilas, roti yang satu ini tidak tampak menarik apalagi lezat. Tapi, roti ini adalah cemilan wajib untuk diperebutkan saat tradisi Dugderan ( Pasar Rakyat ). Adalah roti ganjel rel yang dimaksud. Nama aslinya adalah roti gambang. Disebut ganjel rel karena tekstur kue yang bantat, keras dan berwarna coklat, seperti kayu penyangga rel kereta api. Roti ganjel rel merupakan salah satu makanan khas Semarang selain wingko babat, lunpia dan bandeng presto. Resep ganjel rel ini pertama kali diperkenalkan oleh bangsa kolonial Belanda. Kala itu, ganjel rel sering dijadikan cemilan minum teh para noni dan sinyo Belanda. Namun saat ini, resep ganjel rel adalah milik warga Semarang. Roti ini bahkan dibagi-bagikan secara gratis setelah prosesi Dugderan, yaitu tradisi dimulainya awal bulan puasa di Semarang. 2.Gedhang Plenet ![]() Gedang Plenet ini terdiri dari dua suku kata Gedang yang berarti Pisang, sedangkan Plenet adalah bahasa Semarangan yang berarti memencet atau memipihkan. Semua ini dapat dilihat dari proses pembuatannya dengan cara pisang yang dipencet-pencet hingga pipih. Gedang Plenet ini pada umumnya menggunakan bahan baku Pisang jenis Pisang Kepok yang sudah matang (Masak Pohon) guna mempermudah proses plenent atau memipihkannya dan jenis pisang ini pun rasanya manis. Proses pembuatannya, Pertama pisang di bakar diatas bara api kecil, setelah dirasa matang, biasanya berwarna kuning tua, barulah pisang diangkat dan ditaruh di sebuah wadah, kemudian di plenet menggunakan papan hingga pipih. Setelah proses plenet selesai, penjual mengolesi Gedang Plenet tersebut dengan mertega secara merata sebagai penambah rasa gurih. Jangan salah sangka, prosesnya tidak cuman sampai disini. Setelah pengolesan margarin, biasanya pembeli akan ditawari isi gedang plenent tersebut. Disini sudah disediakan 4 varian isi gedang plenet yakni, coklat, meises dan gula bubuk, dan selai nanas. 3. Wedhang Tahu ![]() Wedang Tahu Semarang merupakan minuman yang sebenarnya bukan terbuat dari tahu, melainkan dari sari kedelai (bahan pembuat tahu) yang memiliki aroma jahe dan diberi kembang tahu. Minuman ini banyak dinikmati di saat suasana dingin di musim penghujan dan juga di pagi atau malam hari. Wedang tahu yang berasal dari Tiongkok ini kini dianggap sebagai salah satu kekayaan kuliner dari Semarang. Hal ini karena minuman ini menjadi menu favorit di Semarang pada masa pra-kemerdekaan Indonesia, bukan saja bagi warga Tionghoa melainkan juga penduduk setempat saat itu. Minuman khas ini konon sempat hampir punah di Indonesia, namun sekarang ini, selain di Semarang sendiri, wedang tahu juga dijajakan di beberapa kawasan Pecinan (Chinatown) di Indonesia, dan sering disebut sebagai Wedang Tahu Semarang. Konon, wedang tahu pertama kali dijajakan di Semarang pada akhir abad ke-19 oleh seorang imigran Tiongkok bernama Ong Kiem Nio di Pasar Gang Baru, daerah Pecinan, Semarang. Kemudian, di masa-masa sesudahnya, orang lain diberi kesempatan untuk ikut menjajakan dan memasyarakatkannya. Penjual wedang tahu biasa menjajakan minuman ini dengan pikulan atau berada di pinggir jalan dan untuk menarik perhatian para calon pembeli, dengan membunyikan piranti musik teng-teng berukuran mini lewat pemukul dari kayu 4. Cuan – Cuan Belanak ![]() Belanak adalah jenis ikan laut yang durinya bisa dibilang hampir tidak ada. Alias hanya punya duri ditengah saja. Selain itu, ciri belanak ini juga terdapat pada daging ikannya yang nggak padat. Jadi secara nalar, ikan jenis ini memang pas dimasak berkuah. Kenapa? karena ikan dagingnya tidak padat, itu akan lebih cepat menyerap bumbu, sehingga bumbu yang merendam akan terasa sampai ke tulang tulang ikan. Masakan ini mempunyai rasa yang khas, perpaduan rasa tauco yang berasimilasi dengan aroma bawang putih yang diremuk. 5. Jamu Jun ![]() Jamu Jun merupakan minuman jamu yang berasal dari Jepara, namun dahulu banyak warga Jepara yang berjualan Jamu Jun berpindah ke Semarang untuk mengadu nasib. Maka kini di Jepara tidak lagi ditemukan penjual Jamu Jun, justru berkembang pesat di Semarang, oleh karena itu Jamu Jun diklaim sebagai minuman khas dari Semarang. Jamu Jun tidak sama seperti jamu pada umumnya, Jamu Jun Semarang memiliki cita rasa khas dan unik hasil perpaduan dari 3 rasa yaitu manis, legit, dan pedas karena penyajiannya dicampur dengan merica bubuk. Pada dasarnya minuman ini berbentuk mirip dengan bubur sunsum, akan tetapi lebih encer dan mengandung berbagai rempah yang akan menggoyang lidah dan perut kita, yang paling penting jika menikmati Jamu Jun adalah nikmatnya hingga tetes terakhir. |
#3
|
||||
|
||||
![]()
kalau ke semarang, nanti ane cobain. semoga pas ane kesana masih ada ya tuh makanan
Quote:
|
![]() |
|
|