|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Presiden Joko Widodo (Antara/Yudhi Mahatma) Jakarta - Hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima audiensi dari Tim Revolusi Oranye Institut Pertanian Bogor (IPB). Revolusi Oranye ini diharapkan menjadi motor gerakan percepatan pengembangan, kebijakan dan penetrasi pasar buah nusantara di pasar internasional. Diharapkan tahun 2025, Indonesia akan menjadi eksporter terbesar buah tropis di dunia. "Petani akan terlibat dalam budi daya ini dalam bentuk konsolidasi. Kalau kecil-kecil kan kasihan. Seperti melalui kelompok tani buah. Jadi konsolidasi budidaya buah," kata Rektor IPB Herry Suhardiyanto di kompleks kantor presiden usai menemui Jokowi, Jakarta, Rabu (24/6). Mereka juga melaporkan rencana penyelenggaraan Festival Bunga dan Buah Nusantara yang akan dilangsungkan pada tanggal 16 hingga 18 Oktober tahun ini yang di dalamnya juga ada investment and business forum. Presiden sendiri kata dia antusias dengan ide revolusi Oranye tersebut khususnya untuk mengurangi hingga menghilangkan buah impor. Presiden meminta IPB mengusulkan 10 kabupaten yang bisa dijadikan lahan perkebunan buah dan menyiapkan bibitnya. Antara lain kata dia terdapat 12 buah yang dianggap potensial seperti jeruk, durian, pepaya, pisang, melon, semangka, manggis, nenas, alpukat, salak dan rambutan. "Pasar domestik kita juga kan besar karena sudah mulai bergeser masyarakat kita ini kan semua didominasi sangat besar oleh karbohidrat kita mulai bergeser ke buah, sayur, daging, susu, ikan," katanya. Terkait:
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|