FAQ |
Calendar |
![]() |
|
News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() ?Barang bukti paket sabu yang diselundupkan lewat Pelabuhan Tanjung Priok. Masing-masing plastik memiliki berat 1 kg. Sabu tersebut disimpan dalam rongga mesin pemijat elektrik. (Suara Pembaruan/Carlos Roy Fajarta Barus) Jakarta- Kepolisian Resort (Polres) Metro Jakarta Utara mempertanyakan pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok karena bisa meloloskan sebanyak 16 Kilogram (kg) sabu yang diungkap oleh Polres Metro Jakarta Utara. Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Apollo Sinambela, mengaku heran mengapa KPU Bea dan Cukai bisa kecolongan masuknya 16 kilogram sabu yang disimpan di rongga dalam mesin pemijat elektrik buatan Tiongkok. "Di Pelabuhan Tanjung Priok itu kan mereka memiliki alat x-ray dengan teknologi canggih, masak bisa lolos dari pengamatan 16 paket sabu tersebut," ujar Apollo, Jumat (19/6) siang usai pengungkapan kasus kepada jurnalis di halaman Markas Polres Metro Jakarta Utara. Bahkan, menurut Apollo, sebenarnya jumlah paket sabu yang lolos jauh lebih besar dari yang diungkap Polres Metro Jakarta Utara ke jurnalis. "Sebenarnya ada total 43 kg paket sabu yang berhasil kita ungkap, namun hanya 16 kg yang kita ungkap, sisanya nanti akan digelar oleh Polda Metro Jaya," ungkapnya. Namun, Apollo mengaku tidak mau terlalu ikut campur dengan kinerja Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok tersebut. Ia mengaku akan lebih berkonsentrasi menangkap dan menggeledah setiap truk kontainer dan ekspedisi yang melintasi wilayah hukum Jakarta Utara. "Memang arus narkoba dari laut ini semakin signifikan, makanya kami terus meningkatkan fungsi intelijen dan pengungkapan kasus ke depannya," tambah Apollo. Apollo juga menghimbau kepada seluruh warga masyarakat yang melihat ada aktivitas tidak biasa dari wilayah sekitar lingkungannya maupun orang tidak dikenal beraktivitas di sebuah rumah untuk melapor ke Babinkamtibmas ataupun melapor ke Polsek terdekat untuk ditindaklanjuti. "Masyarakat juga harus ikut membantu dan lebih peduli dengan lingkungannya, karena hanya dengan bersama-sama saja maka peredaran narkoba bisa kita tekan," tutup Apollo. Dari keempat pelaku yang terkait dengan peredaran 16 kg sabu, diketahui dua orang merupakan WNA asal Nigeria yakni EST dan DS selaku otak bandar, Miss Wong selaku pemasok narkoba asal Tiongkok, dan Widya (WDY) seorang WNI. Untuk kasus EST, DS, dan Miss Wong, kasusnya akan dilimpahkan ke Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya untuk dirilis ke jurnalis. Sementara itu, saat hendak dihubungi, Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok, R. Fadjar Donny Tjahjadi, tidak kunjung memberikan jawaban. |
![]() |
|
|