
Loretta E Lynch adalah perempuan kulit hitam pertama yang menjadi Jaksa Agung di Amerika Serikat. (Getty Images/Chip Somodevilla)
Nama Loretta E. Lynch menjadi sosok di balik penangkapan petinggi FIFA di Zurich, Swiss. Ia adalah Jaksa Agung Amerika Serikat yang baru saja terpilih untuk menduduki kursi tersebut pada bulan lalu.
Sebelumnya, Lynch menjadi pengacara di Brooklyn --salah satu distrik dengan tingkat kejahatan paling tinggi di Amerika-- dan mengawasi kasus penyelidikan FIFA. Menurut
The Times dan
Wallstreet, ia dan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI), James Corney, akan mengadakan jumpa wartawan atas kasus ini di New York, pada Rabu (27/5) waktu setempat.
Lynch sendiri dinominasikan oleh Presiden Barrack Obama sebagai Jaksa Agung pada 8 November 2014 lalu untuk menggantikan Eric Holder yang mengundurkan diri dan kemudian terpilih untuk pada Februari 2015.
Lulusan sekolah hukum Harvard tersebut tercatat sebagai perempuan kulit hitam pertama yang menjabat Jaksa Agung AS -- warga negara kulit hitam pertama yang menjadi Jaksa Agung dan perempuan kedua.
Lynch juga menjadi sosok di balik keberhasilan kasus tuntutan terhadap kebrutalan polisi pada seorang imigran Haiti pada 1997 lalu. Kasus tersebut mendapatkan perhatian di seluruh Amerika Serikat.
Kini Lynch menangani penangkapan para petinggi FIFA atas tuduhan korupsi, pencucian uang, dan juga keterkaitan dengan organisasi kejahatan yang telah terentang lebih dari 20 tahun terakhir.
Termasuk di antara para petinggi FIFA yang ditangkap adalah Wakil Presiden FIFA, Jeffrey Webb dari Cayman Islands dan Eugenio Figueredo dari Uruguay, dan juga Jack Warner dari Trinidad dan Tobago, seorang anggota Komite Eksekutif FIFA yang pernah dituduh melakukan berbagai tindakan tidak terpuji.