Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, menyaksikan penandatanganan perjanjian kerjasama dalam bidang pertahanan yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Jend. Nakatani dari Jepang di Tokyo, 23 Maret 2015 (AFP Photo/Franck Robichon)
Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia, Ryamizard Ryacudu mengatakan, ada konflik dari beberapa negara yang berkepentingan di wilayah Laut China Selatan, termasuk Indonesia.
Hal itu, kata dia, berkaitan dengan sikap klaim dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terhadap nine line dash, atau garis batas kewilayahan di perairan tersebut. Menhan sendiri, telah memberi sinyal untuk mengerahkan prajurit ke area tersebut.
"Memang ada konflik dari beberapa negara di Laut China Selatan. Kita akan melaksanakan patroli di sana," ujar Menhan di Jakarta, Selasa (26/5).
Tindakan tersebut, menurut Ryamizard, sangat berbeda dengan patroli di bagian barat. Di wilayah Laut China Selatan yang berdekatan dengan kepulauan Natuna, Menhan mengusahakan patroli yang bersifat memantau. Jadi sama sekali tidak melibatkan unsur senjata dalam kegiatan itu.
Intinya, kata Ryamizard, pihaknya menginginkan kawasan tersebut bebas dari kontak senjata. Terlebih area tersebut mencerminkan daerah regional ASEAN atau perkumpulan negara-negara Asia Tenggara. Sehingga gencatan senjata akan mencoreng wajah kawasan sebagai kumpulan negara non-blok yang cinta damai.
"Jangan dijadikan itu kawasan untuk berperang, ini kita tidak ingn di daerah kawasan ASEAN jadi konflik bersenjata," pungkas Ryamizard.