Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Travel, Wisata, Liburan

Travel, Wisata, Liburan Suka jalan-jalan dan traveling ke berbagai mancanegara? yuk sharing dan berbagi tips disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 17th May 2015
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Susuri "Little Netherland" dengan Semarjawi






Pengunjung melakukan selfie di atas Bustram Semarjawi. (Beritasatu.com/Danung Arifin)


Semarang - Jalan-jalan ke kota Semarang Anda wajib mengunjungi kawasan "Little Netherland" atau yang lebih akrab disebut Kota Lama Semarang. Ada banyak cara untuk mewujudkan hal tersebut dan yang paling seru tentunya naik Bustram Semarjawi.
Semarjawi merupakan singkatan dari "Semarang Jalan-jalan Wisata" adalah bus wisata tingkat (bustram) yang dikelola oleh Pemkot Kota Semarang. Fungsinya untuk mengedukasi dan mengangkat kembali wisata sejarah yang juga menjadi ikon kota Semarang.
Bus wisata yang mulai beroperasi pertengahan tahun 2014 lalu itu memang menjadi magnet wisata Kota Lama Semarang hingga saat ini. Tak hanya berwisata, pengunjung juga akan diajak untuk belajar dan mengenang sejarah Kota Semarang.
Rute Wisata
Saat Beritasatu.com menjajal Semarjawi, bus berangkat dari Taman Srigunting melewati Gereja Blenduk, yang merupakan Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah peninggalan zaman Belanda dan masih dipakai hingga sekarang.
Meninggalkan Gereja Blenduk, bustram melaju perlahan melewati Jembatan Mberok. Jembatan dibuat oleh Belanda pada 1705 dengan nama asli Dezuider Port. Disebut "Mberok" karena pada masa itu orang Jawa tidak bisa mengeja kata 'Burg' yang artinya adalah jembatan.
Setelah melewati Jembatan Mberok, para pengunjung disambut tugu nol kilometer kota Semarang dan berhenti di depan Kantor Pos Lama, Semarang. Di sini, pengunjung diberi kesempatan untuk mengabadikan gambar di gedung yang masih dijaga keutuhannya hingga sekarang. Di depan Kantor Pos masih bisa dijumpai dua kotak pos yang masih terawat hingga kini.
Kembali melaju, bustram Semarang memasuki kawasan alun-alun Kanjengan yang kini telah berubah menjadi gedung STIE Bank Jateng dan Hotel Metro.
Di depan dua bangunan tinggi yang dulunya merupakan alun-alun pertama tersebut, terdapat sebuah bangunan dengan dua lantai yang tak lain ialah Pasar Johar Semarang. Dibangun oleh arsitek bernama Thomas Karsten pada tahun 1937 dengan salah satu hasil desainnya yang terkenal ialah pilar penyangga pasar atau yang lebih dikenal dengan kolom cendawan.
Tak jauh dari Pasar Johar terlihat menara tinggi berwarna hijau yang tak lain ialah menara Masjid Besar Kauman. Dari Pasar Johar dan Masjid Kauman, bustram berbelok ke kanan dan melewati sebuah hotel pertama di Semarang bernama "Du Pavillion" dan menara yang dulunya dipakai untuk tempat menginap para tamu bangsawan Belanda dan mengamati arus lalu lintas kapal yang melewati sungai di sepanjang kota Semarang.
Pada jaman Belanda, kota Semarang disebut juga dengan "Venice Van Java" karena memiliki banyak sekali sungai yang dalam sehingga banyak dilalui kapal-kapal besar. Namun karena telah terjadi pendangkalan, maka jalur transportasi sungai tersebut kini tinggal kenangan.
Perjalanan diteruskan hingga memasuki gedung kawasan industri yang pernah berjaya di masanya dan masih dipakai hingga sekarang salah satunya yakni gedung pabrik rokok "Praoe Lajar".
Di depan bangunan pabrik rokok "Praoe Lajar" bisa dilihat barisan gerbong di atas rel-rel stasiun kereta api yang menghubungkan kota Semarang dengan sejumlah kota besar lainnya di pulau Jawa, yakni Stasiun Tawang.
Stasiun Tawang yang masih aktif hingga sekarang menjadi salah satu saksi bisu sejarah perkeretaapian di Nusantara. Belanda membangun jalur transportasi kereta api pertama di Indonesia berawal dari wilayah Stasiun Tawang menuju Stasiun Tanggung di Kabupaten Grobogan sejauh 20 kilometer.
Di depan Stasiun Tawang pengunjung juga disambut oleh sebuah kolam berukuran satu hektar bernama Polder Tawang. Fungsi dari kolam dengan kedalaman sekitar 6 meter ini adalah untuk menampung air agar tidak terjadi banjir.
Melewati Polder Tawang, bus melaju menuju jalan Cendrawasih dan berhenti di dua bangunan tua yang pernah dan masih dipakai sebagai tempat pertunjukan seni sampai sekarang bernama Gedung Marabunta.Ciri-ciri yang unik di gedung ini ialah terdapat dua patung semut di atas atapnya.
Usai dari gedung Marabunta, perjalanan dilanjutkan kembali menuju Gereja Katolik St. Yusuf dan Pastoran Semarang Ronggowarsito.Gereja ini masih berfungsi hingga sekarang. Riwayatnya, gereja ini juga merupakan saksi bisu cikal bakal tokoh agama Soegijopranoto.
Dari sana Semarjawi kembali memutar rute jalan Cendrawasih menuju bangunan yang terkenal dan merupakan rute terakhir yakni Marba di jalan Letjend. R. Suprapto. Gedung marba dulunya dimiliki oleh pengusaha kaya raya bernama Marta Badjunet. Nama Marba ialah kependekan dari nama pemiliknya tersebut.
Bus wisata Semarjawi melayani wisata keliling Kota Lama setiap hari Selasa hingga Minggu. Untuk hari Selasa sampai Jumat, Semarjawi beroperasi dari pukul 16.00 WIB hingga 20.00 WIB dengan harga tiket Rp.10.000.
Untuk Sabtu dan Minggu, Semarjawi beroperasi dua kali dalam sehari, yakni pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.000 WIB dan pukul 15.00 WIB hingga pukul 21.00 dengan tiket seharga Rp. 15.000.
Tiket bisa dibeli langsung di belakang Taman Srigunting atau bisa juga melalui online di www.semarjawi.com.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:54 PM.


no new posts