
Terungkapnya prostitusi di Kalibata City, Sabtu (25/4) kemarin, merupakan bagian kecil dari maraknya jasa prostitusi di apartemen tersebut. Komunitas Warga Kalibata City (KWKC) menilai jasa esek-esek lainnya terselubung lewat jasa pijat, spa, hingga salon.
"Warga selalu menemukan brosur esek-esek bermodus pijat hampir tiap hari di pintu-pintu unitnya," kata Umi Hanik dalam keterangan pers KWKC yang diterima
Kompas.com di Jakarta, Minggu (26/4/2015).
Ia membandingkan dengan sulitnya menyebarkan brosur edukasi. Ia mengatakan, mudahnya penyebaran brosur itu merupakan dampak dari komersialisasi kartu akses Kalibata City.
"Dugaan komersialisasi kartu akses sakti yang bisa dipakai untuk seluruh tower dan seluruh lantai juga bukan rahasia lagi, kartu itu dijual bebas," kata Umi.
Warga juga menganggap telah berulang kali melaporkan kejadian ini. Kendati demikian, belum ada tanggapan atas laporan-laporan tersebut.
Sementara itu, pihak Badan Pengelola Kalibata City belum bisa dimintai konfirmasi terkait keluhan ini. Selain itu, pengelola juga belum melakukan konfirmasi terkait penggebekan prostitusi oleh Polda Metro Jaya di dua unit apartemen, Tower J dan Tower H, Sabtu (25/4) kemarin.