|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Kecantikan Dasima digambarkan dengan melankolis. o ![]() Poster film Njai Dasima (Wikipedia) Sebagian masyarakat Betawi, terutama masyarakat Betawi Kwitang menganggap bahwa tokoh Nyai Dasima pernah hidup. Anggapan itu dilatarbelakangi pula dengan adanya tempat–tempat dalam “Njai Dasima” yang dapat dilihat hingga saat ini. Cerita Nyai Dasima meninggalkan jejak bangunan bersejarah yang dibangun pada abad ke–19. Rumah Nyai Dasima bersama Toean W berada di Pejambon, tepatnya di belakang Gereja Immanuel, dekat Stasiun Gambir. Gereja Immanuel didirikan dari tahun 1835-1839 dan dirancang oleh Tuan Horn. Gereja itu diresmikan tepat 24 Agustus 1839 bersamaan dengan Hari lahirnya Raja Belanda Wilem I. Gedung Pancasila, sekarang Gedung Kementerian Luar Negri, awalnya hanya hutan belukar dengan rawa–rawa. Tahun 1648 mulai berubah setelah tempat itu didiami penduduk. Keluarga Anthony Chestelyn menguasai kawasan itu untuk pertanian tebu dan padi guna keperluan VOC. Tapi ketika tak ada pewaris yang tersisa untuk mengurusi warisan tanah itu, maka jadilah tempat itu sebagai Hertogpark sepi. Tentang gedung itu sendiri diperkirakan berdiri dan mengalami renovasi dalam kurun waktu 1890 hingga 1950. “Kabarnya jembatan Kwitang, kini depan toko buku Gunung Agung, tempat pembunuhan Nyai Dasima, di sekitar sungai itu juga mayatnya ditemukan,” ujar Yahya Andi Syahputra, budayawan Betawi, ketika ditemui di rumahnya kawasan Terogong, Jaksel. 12 >>> |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|