Foto: Massoud Hossaini/AFP
Jakarta - Departemen Pertahanan AS di Pentagon selalu menganggap pesawat tanpa awak merupakan salah satu senjata perang paling penting. Meskipun serangan pesawat tanpa awak tidak begitu terkenal di Afganistan dan Pakistan.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (10/2/2015), sebuah serangan pesawat tanpa awak milik North Atlantic Treaty Organization (NATO) menewaskan seorang pimpinan Taliban di Afganistan pada Senin (9/2) kemarin. Diduga pimpinan ia memiliki hubungan dengan Islam State (negara Islam).
Berdasarkan keterangan Pemerintah Afganistan, serangan Rudal tanpa awak tersebut menewaskan Mullah Abdul Rauf Khadim dengan anaknya dan 3 orang lain. Saat itu mereka tengah melewati distrik Kajaki di sebelah selatan Provinsi Helmand.
Khadim disebut-sebut pasca dibebaskan dari Guantanamo pada 2007 silam, kemudian memilih kembali ke Afganistan dan jadi pejuang Negara Islam (IS/ISIS). Akan tetapi seorang Komandan Senior Taliban mengaku tak mengenal dengan Khadim.
"IS tidak mengenal Khadim, dan Khadim tidak secara resmi bergabung dengan IS," tukasnya.
Misi NATO di Afganistan, Resolute Support, menyatakan pasukan koalisi melakukan serangan di Provinsi Helmand dan mengakibatkan tewasnya 8 orang. Jumlah korban tewas yang diberikan NATO dan pemerintah Afganistan berbeda.
"Dia memiliki perbedaan pandangan dengan Taliban (kepemimpinan), yang baru-baru ini mengirim delegasi untuk berdamai. Namun ia (Khalid) dibunuh sebelum ini diselesaikan," kata seorang komandan Taliban kepada AFP.