
Reuters
New York - Badai salju dahsyat yang melanda New York serta wilayah timur laut Amerika Serikat lainnya memicu kekacauan bagi lebih dari 60 juta warga. Wilayah New York pun ditutup dan warganya dilarang bepergian.
Penutupan kota New York ini tergolong langka dan tidak pernah dilakukan semenjak Badai Super Sandy menghancurkan wilayah tersebut pada 2012 lalu. Badai terbesar dalam sejarah ini berpotensi mempengaruhi 20 persen populasi AS.
Seperti dilansir
Reuters, Selasa (27/1/2015), Dinas Cuaca Nasional atau
National Weather Service (NWS) mengingatkan, badai musim dingin ini sangat membahayakan nyawa manusia dan mampu memicu salju setebal 90 cm di beberapa wilayah.
Sedikitnya enam negara bagian yang ada di wilayah timur menyatakan darurat nasional. Negara-negara bagian tersebut adalah New York, New Jersey, Connecticut, Rhode Island, Massachusetts dan New Hampshire.
Ribuan jadwal penerbangan pun dibatalkan, transportasi massal tidak beroperasi, sekolah dan kantor ditutup. Warga diimbau untuk tetap tinggal di dalam rumah masing-masing.
Gubernur New York Andrew Cuomo menetapkan larangan bepergian bagi semua warganya. Hanya kendaraan darurat yang bersiaga di jalanan. Bagi warga yang melanggar larangan bepergian tersebut, akan didenda US$ 300 (Rp 3,7 juta).
Otoritas negara bagian Connecticut dan Massachusetts juga memberlakukan larangan yang sama, terutama bagi penggunaan kendaraan di tengah badai salju