
Hayat Ensafi Ribuan orang berteori tentang mengapa perempuan di kota Kabul, Afganistan ini berjalan dengan kaki terbuka, hanya mengenakan kaus kaki, di jalan-jalan kota itu. Tindakan seperti itu merupakan sesuatu yang sangat tidak biasa di kota kaum Muslim garis geras yang mengharuskan semua perempuan memakai burqa.
Seorang perempuan mengejutkan warga kota Kabul, Afganistan, setelah dia berjalan di kota kaum Muslim ultra-konservatif itu dengan kaki tidak tertutup hingga lutut. Ia hanya mengenakan kaus kaki hingga mata kaki dan selebihnya terbuka.
Perempuan tersebut, yang belum teridentifikasi, difoto ketika tengah melangkah dengan penuh percaya diri melalui jalan-jalan kota Kabul tanpa mengenakan cadar yang biasanya menutupi seluruh tubuh kaum perempuan di sana.
Wartawan Hayat Ensafi, yang memotret momen tersebut, mengatakan bahwa dia terkejut dengan tindakan perempuan itu. Dia mengatakan kepada
BBC Trending, Kamis (11/12/2014), "Saya tahu, saya harus menangkap momen spesial itu karena saya tidak pernah melihat seorang perempuan di sini berjalan menyusuri jalan-jalan seperti ini. Seluruh kota Kabul terkaget-kaget."
Hayat Ensafi mengatakan, dia telah mencoba untuk mendekati perempuan itu, tetapi dia berjalan "sangat cepat, dan sama sekali tidak berbicara dengan saya".
Foto-foto dari Hayat beredar cepat di media sosial dan memicu perbedaan pendapat yang tajam. Beberapa orang mengekspresikan kemarahan, sementara yang lain mendukung tindakan perempuan itu.
Perempuan Afganistan diharuskan untuk memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh mereka, seperti cadar. Sebelumnya, terutama pada era 1960-an dan 1970-an, perempuan diizinkan untuk mengenakan rok pendek asal tetap menutupi wajah mereka dengan cadar. Namun, hal itu dilarang pada masa Taliban, dan masih dipandang sebagai hal tabu walaupun Taliban telah ditumbangkan dari kekuasaan setelah invasi yang dipimpin NATO pada tahun 2001.
Seseorang yang memberi komentar di Facebook menggunakan akun dengan nama Sidiq menulis, "Itu tubuhnya, bukan milikmu. Salut atas keberaniannya. Kami ingin melihat lebih banyak perempuan keluar dalam kondisi seperti itu." Yang lain mengatakan, "Tubuh saya, hak saya .... Katakan tidak untuk jilbab yang dipaksakan."
Namun, salah satu pengguna, Ahmad, mengecam tindakan perempuan itu dengan mengatakan, "Kita hidup di negara Muslim, dan kita tidak bisa membiarkan orang seperti dia."
Wartawan
BBC, Syed Anwar, mengatakan bahwa ribuan orang telah mengomentari dan berbagi foto-foto itu sejak Hayat mengunggahnya di Facebook. Dia mengatakan, "Tidak hanya di media sosial, orang-orang di jalan-jalan juga membicarakan dia, bertanya-tanya apakah dia sakit mental atau sedang melancarkan protes. Pada saat yang sama, beberapa orang berpendapat bahwa (berpakaian seperti itu) bisa membuka jalan bagi propaganda Taliban."
Banyak teori yang muncul terkait motif dari tindakan perempuan tersebut. Teori yang populer antara lain bahwa ia sedang menyatakan politik pemberontakan sosial, atau dia tertekan, dan mungkin tidak sehat secara mental. Beberapa orang mengemukakan kemungkinan bahwa dia merupakan seorang pekerja seks.