Tribunnews/Dany Permana
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan keterangan kepada wartawan terkait sikapnya yang mundur dari Partai Gerindra di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2014).
- Keputusan Wakil Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama keluar dari Partai Gerindra menuai pro dan kontra.Mantan wakil bendahara umum DPP PKB Bambang Sungkono menilai Basuki yang akrab disapa
Ahok itu telah melupakan falsafah warga masyarakat Tionghoa terkait tindakannya menentang kebijakan serta mengundurkan diri dari Partai Gerindra yang mengusungnya pada Pilkada 2012.
"Para leluhur orang Tionghoa mengajarkan bahwa kita jangan seperti kacang lupa akan kulitnya," ujar Bambang yang merupakan salah satu wakil warga Tionghoa di DPP PKB pada era Gus Dur dan menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro, dalam rilisnya, Jumat (12/9/2014).
Bambang Sungkono mengatakan ada empat prinsip yang harus dipegang manusia dalam hidup ini. Pertama
Lie artinya harus sopan santun. Kedua
Ie yang artinya harus ingat budi dan harus ksatria. Ketiga
Li-En adalah hidup sederhana dan tidak korupsi dan serta terakhir adalah
Che, artinya tahu malu.
Menurut pengusaha otomotif yang akrab dipanggil Akwet ini, dalam konteks ini,
Ahok tidak menjalankan
Ie. Misalnya saja pada saat kampanye Pilpres,
Ahok tidak terlihat berupaya all out untuk memenangkan Capres dari partai yang mengusungnya pada Pilkada lalu.
Berbeda dengan Ganjar Pranowo yang berjuang habis�habisan memenangkan Jokowi atau Ahmad Heryawan yang all out memperjuangkan Prabowo di Jawa Barat.
�Saya yakin Gerindra saat Pilkada lalu mengusung
Ahok dengan tulus, bukan karena ada uangnya. Gerindra saat itu melihat sosok
Ahok adalah putera Tionghoa yang baik serta idealis,� ujarnya.
Menurut Bambang, selama memimpin DKI sebagai wagub, tindakan dan ucapan
Ahok dinilai tidak memiliki
Lie yaitu sopan santun dan tata krama. Misalnya,
Ahok mengaku sebagai �preman berseragam � dan memaki orang lain yang mungkin usianya lebih tua dan disiarkan di Youtube.
Bambang mengatakan, warga Tionghoa di Indonesia khususnya di Jakarta sangat bangga
Ahok mendapat kepercayaan masyarakat dari berbagai suku dan etnis di Jakarta untuk mendampingi Gubernur Jokowi sebagai Wagub.
"Namun jangan sampai tindak tanduk
Ahok selama ini dianggap sebagai cermin warga Tionghoa pada umumnya," katanya.