Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News

News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 8th March 2014
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Dari Media Sosial, Berujung Kematian

Satu bulan lalu, Desi Ekasari (19) berkenalan dengan IA (26) melalui media sosial Facebook. Entah siapa yang memulai, tetapi keduanya akhirnya berteman, lalu berinteraksi layaknya muda-mudi merintis kasih.

Desi mengenalkan diri sebagai seorang pramugari, sementara IA mengaku lulusan Akademi Kepolisian (Akpol). Cinta pun bersemi. Keduanya kian sering berhubungan di situs jejaring itu.
Pada Minggu (2/3) malam, IA memutuskan �kopi darat�. IA mengajak Desi bertemu di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Selain jalan-jalan, IA berjanji mengenalkan Desi ke orangtuanya. IA mengaku serius mengajak Desi melangkah ke pelaminan.
IA dan Desi akhirnya bertemu di Kota Tua. Setelah jalan, menurut pengakuan IA, dia mengajak Desi naik bajaj menuju rumahnya di daerah Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Namun, IA turun di daerah yang gelap di bawah saluran udara tegangan tinggi Elang Laut di Jalan Pantai Indah Barat di Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan.
Desi langsung curiga. Dia menanyakannya ke IA. Namun, IA meminta Desi ikut saja. Dia menyeret Desi ke kegelapan, di antara pepohonan dan lahan kosong di kawasan itu. IA berencana memerkosa Desi.
Desi memberontak dan berusaha melepaskan diri. IA kian nekat melampiaskan nafsu. Dia memukul dan menusuk Desi dengan alat pahat berulang di bagian kepala dan leher.
IA diduga tidak dapat �menghabisi� Desi. Takut diketahui orang, IA lalu membekap Desi dengan kerudung. Di tengah kepayahan itu, IA memerkosa Desi.
Desi mengembuskan napas terakhir. Sebelum kabur, IA mengambil dompet dan telepon Desi, lalu memasukkan kepala Desi ke lubang tanah dan menyamarkan jasadnya dengan ilalang dan rumput liar.

Lacak telepon
Jenazah Desi ditemukan oleh tenaga pengamanan kompleks setempat pada Senin siang. Kepala korban di lubang, sementara setengah badan di atas tanah. Sejumlah barang tercecer di radius 10-20 meter, seperti sepatu biru tua, celana dan jaket coklat, serta telepon genggam.
Kepala Polsek Metro Penjaringan Ajun Komisaris Besar Suyudi Ario Seto mengatakan, korban melawan dan pelaku panik sehingga sebagian barang tercecer. Pelaku membawa kabur isi dompet, satu telepon genggam, dan identitas milik korban.
Menurut Suyudi, aksi IA tak berhenti pada Minggu malam. Senin siang, IA mengontak orangtua Desi di Pemalang, Jawa Tengah. IA mengabarkan telah menculik Desi dan dia meminta uang tebusan Rp 50 juta.
�Dalam perkenalan di media sosial, menurut keterangan tersangka, Desi mengaku berasal dari keluarga kaya, punya beberapa mobil. Atas dasar itu, IA terpancing menguasai harta milik korban,� ujar Suyudi.
Orangtua Desi, lanjut Suyudi, bingung mengetahui kabar dari IA. Mereka merasa anaknya sedang terancam. Senin malam, mereka berangkat ke Jakarta.
Keluarga Desi lalu menghubungi polisi. Menurut keterangan tersangka dan beberapa saksi lain, keluarga Desi tidak segera memenuhi permintaan tebusan. Mereka baru mengetahui Desi telah tewas saat tiba di Jakarta.
Setelah dua hari penyelidikan, polisi menemukan titik terang pembunuh Desi. Penyidik melacak salah satu telepon genggam korban yang dibawa kabur IA.
Pada Kamis pagi, polisi menggerebek IA di lokasi kerjanya di kompleks pergudangan di Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan. �Ketika kami tangkap, tersangka masih tidur,� kata Suyudi.
IA warga Kalianda, Lampung, yang merantau dan bermukim di Jakarta sejak beberapa tahun lalu. Dia telah menikah dan memiliki seorang anak.
Kepada penyidik, IA mengaku telah dua kali menipu melalui media sosial. Di depan Markas Polsek Metro Penjaringan, IA menundukkan kepala.
IA mengaku nekat membunuh Desi karena butuh uang.
Akan tetapi, Desi ternyata tidak sekaya seperti yang dikisahkan di media sosial. Desi mengaku berasal keluarga kaya, tetapi telepon genggamnya hanya seharga ratusan ribu rupiah. Uang di dompetnya juga hanya belasan ribu rupiah. Dia bukan seorang pramugari, melainkan pencari kerja serabutan. Setahun terakhir, Desi pindah dari satu lokasi kerja ke lokasi kerja lain.
Polisi menjerat IA dengan pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman seumur hidup. Seperti kejadian serupa sebelumnya, kisah IA dan Desi mengingatkan lagi tentang perlunya kewaspadaan berinteraksi di dunia maya, khususnya melalui jejaring sosial


Reply With Quote
  #2  
Old 11th March 2014
nurkasep nurkasep is offline
Member Aktif
 
Join Date: Apr 2012
Posts: 149
Rep Power: 0
nurkasep mempunyai hidup yang Normal
Default

nih orang pembunuh berdarah dingin. buat cewek2 ati2 nih jangan sampe kejebak cowo2 kaya gini
Reply With Quote
  #3  
Old 11th March 2014
BocahSableng69 BocahSableng69 is offline
Newbie
 
Join Date: Jan 2014
Posts: 39
Rep Power: 0
BocahSableng69 mempunyai hidup yang Normal
Default

wuihhhhh parah benerrrrr......












Spoiler for Jgn dibuka gan....:
Spoiler for Jgn dibuka gan:
dah dibilang jgn dibuka
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 10:37 PM.


no new posts