Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 21st June 2010
ricky2210's Avatar
ricky2210 ricky2210 is offline
Ceriwis Pro
 
Join Date: Apr 2010
Location: dimana ajah
Posts: 2,327
Rep Power: 23
ricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessed
Default sedikit tentang baduy

secara ane tinggal di banten trus deket banget ma daerah baduy...ane mau bahas suku yang satu ini dengan misterinya...


semoga bermanfaat....






Spoiler for wikipedia:


Orang Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo (Garna, 1993).

Wilayah

Wilayah Kanekes secara geografis terletak pada koordinat 6�27�27� � 6�30�0� LS dan 108�3�9� � 106�4�55� BT (Permana, 2001). Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 � 600 m di atas permukaan laut (DPL) tersebut mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%, yang merupakan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah endapan (di bagian tengah), dan tanah campuran (di bagian selatan). suhu rata-rata 20 �C.
Bahasa

Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda�Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes 'dalam' tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.
Asal-usul

Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
Pendapat mengenai asal-usul orang Kanekes berbeda dengan pendapat para ahli sejarah, yang mendasarkan pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti, catatan perjalanan pelaut Portugis dan Tiongkok, serta cerita rakyat mengenai 'Tatar Sunda' yang cukup minim keberadaannya. Masyarakat Kanekes dikaitkan dengan Kerajaan Sunda yang sebelum keruntuhannya pada abad ke-16 berpusat di Pakuan Pajajaran (sekitar Bogor sekarang). Sebelum berdirinya Kesultanan Banten, wilayah ujung barat pulau Jawa ini merupakan bagian penting dari Kerajaan Sunda. Banten merupakan pelabuhan dagang yang cukup besar. Sungai Ciujung dapat dilayari berbagai jenis perahu, dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman. Dengan demikian penguasa wilayah tersebut, yang disebut sebagai Pangeran Pucuk Umum menganggap bahwa kelestarian sungai perlu dipertahankan. Untuk itu diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan dengan tugasnya yang khusus tersebut tampaknya menjadi cikal bakal Masyarakat Baduy yang sampai sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng tersebut (Adimihardja, 2000). Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa pada masa yang lalu, identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup, yang mungkin adalah untuk melindungi komunitas Baduy sendiri dari serangan musuh-musuh Pajajaran.


Van Tricht, seorang dokter yang pernah melakukan riset kesehatan pada tahun 1928, menyangkal teori tersebut. Menurut dia, orang Baduy adalah penduduk asli daerah tersebut yang mempunyai daya tolak kuat terhadap pengaruh luar (Garna, 1993b: 146). Orang Baduy sendiri pun menolak jika dikatakan bahwa mereka berasal dari orang-oraang pelarian dari Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda. Menurut Danasasmita dan Djatisunda (1986: 4-5) orang Baduy merupakan penduduk setempat yang dijadikan mandala' (kawasan suci) secara resmi oleh raja, karena penduduknya berkewajiban memelihara kabuyutan (tempat pemujaan leluhur atau nenek moyang), bukan agama Hindu atau Budha. Kebuyutan di daerah ini dikenal dengan kabuyutan Jati Sunda atau 'Sunda Asli' atau Sunda Wiwitan (wiwitann=asli, asal, pokok, jati). Oleh karena itulah agama asli mereka pun diberi nama Sunda Wiwitan. Raja yang menjadikan wilayah Baduy sebagai mandala adalah Rakeyan Darmasiksa.
Ada versi lain dari sejarah suku baduy, dimulai ketika Kian Santang putra prabu siliwangi pulang dari arabia setelah berislam di tangan sayyidina Ali. Sang putra ingin mengislamkan sang prabu beserta para pengikutnya. Di akhir cerita, dengan 'wangsit siliwangi' yang diterima sang prabu, mereka berkeberatan masuk islam, dan menyebar ke penjuru sunda untuk tetap dalam keyakinannya. Dan Prabu Siliwangi dikejar hingga ke daerah lebak (baduy sekarang), dan bersembunyi hingga ditinggalkan. Lalu sang prabu di daerah baduy tersebut berganti nama dengan gelar baru Prabu Kencana Wungu, yang mungkin gelar tersebut sudah berganti lagi. Dan di baduy dalamlah prabu siliwangi bertahta dengan 40 pengikut setianya, hingga nanti akan terjadi perang saudara antara mereka dengan kita yang diwakili oleh ki saih seorang yang berupa manusia tetapi sekujur tubuh dan wajahnya tertutupi oleh bulu-bulu laiknya monyet.dan ki saih ini kehadirannya di kita adalah atas permintaan para wali kepada Allah agar memenangkan kebenaran.
Kepercayaan

Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh agama Budha, Hindu, dan Islam. Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang Kanekes (Garna, 1993). Isi terpenting dari 'pikukuh' (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep "tanpa perubahan apapun", atau perubahan sesedikit mungkin:


Lojor heunteu beunang dipotong, p�nd�k heunteu beunang disambung. (Panjang tidak bisa/tidak boleh dipotong, pendek tidak bisa/tidak boleh disambung)

Tabu tersebut dalam kehidupan sehari-hari diinterpretasikan secara harafiah. Di bidang pertanian, bentuk pikukuh tersebut adalah dengan tidak mengubah kontur lahan bagi ladang, sehingga cara berladangnya sangat sederhana, tidak mengolah lahan dengan bajak, tidak membuat terasering, hanya menanam dengan tugal, yaitu sepotong bambu yang diruncingkan. Pada pembangunan rumah juga kontur permukaan tanah dibiarkan apa adanya, sehingga tiang penyangga rumah Kanekes seringkali tidak sama panjang. Perkataan dan tindakan mereka pun jujur, polos, tanpa basa-basi, bahkan dalam berdagang mereka tidak melakukan tawar-menawar.
Objek kepercayaan terpenting bagi masyarakat Kanekes adalah Arca Domas, yang lokasinya dirahasiakan dan dianggap paling sakral. Orang Kanekes mengunjungi lokasi tersebut untuk melakukan pemujaan setahun sekali pada bulan Kalima, yang pada tahun 2003 bertepatan dengan bulan Juli. Hanya puun yang merupakan ketua adat tertinggi dan beberapa anggota masyarakat terpilih saja yang mengikuti rombongan pemujaan tersebut. Di kompleks Arca Domas tersebut terdapat batu lumpang yang menyimpan air hujan. Apabila pada saat pemujaan ditemukan batu lumpang tersebut ada dalam keadaan penuh air yang jernih, maka bagi masyarakat Kanekes itu merupakan pertanda bahwa hujan pada tahun tersebut akan banyak turun, dan panen akan berhasil baik. Sebaliknya, apabila batu lumpang kering atau berair keruh, maka merupakan pertanda kegagalan panen (Permana, 2003a).
Bagi sebagian kalangan, berkaitan dengan keteguhan masyarakatnya, kepercayaan yang dianut masyarakat adat Kanekes ini mencerminkan kepercayaan keagamaan masyarakat Sunda secara umum sebelum masuknya Islam.


Kelompok-kelompok dalam masyarakat Kanekes

Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka (Permana, 2001). Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Baduy Dalam, yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik). Ciri khas Orang Baduy Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Kelompok masyarakat panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Baduy Luar, yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Baduy Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. Apabila Baduy Dalam dan Baduy Luar tinggal di wilayah Kanekes, maka "Baduy Dangka" tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam). Kampung Dangka tersebut berfungsi sebagai semacam buffer zone atas pengaruh dari luar (Permana, 2001).
Pemerintahan

Masyarakat Kanekes mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu sistem nasional, yang mengikuti aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya masyarakat. Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perbenturan. Secara nasional penduduk Kanekes dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai jaro pamarentah, yang ada di bawah camat, sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat Kanekes yang tertinggi, yaitu "puun". Struktur pemerintahan secara adat Kanekes adalah sebagaimana tertera pada Gambar 1.


Pemimpin adat tertinggi dalam masyarakat Kanekes adalah "puun" yang ada di tiga kampung tangtu. Jabatan tersebut berlangsung turun-temurun, namun tidak otomatis dari bapak ke anak, melainkan dapat juga kerabat lainnya. Jangka waktu jabatan puun tidak ditentukan, hanya berdasarkan pada kemampuan seseorang memegang jabatan tersebut.


Quote:

Pelaksana sehari-hari pemerintahan adat kapuunan (kepuunan) dilaksanakan oleh jaro, yang dibagi ke dalam empat jabatan, yaitu jaro tangtu, jaro dangka, jaro tanggungan, dan jaro pamarentah. Jaro tangtu bertanggung jawab pada pelaksanaan hukum adat pada warga tangtu dan berbagai macam urusan lainnya. Jaro dangka bertugas menjaga, mengurus, dan memelihara tanah titipan leluhur yang ada di dalam dan di luar Kanekes. Jaro dangka berjumlah 9 orang, yang apabila ditambah dengan 3 orang jaro tangtu disebut sebagai jaro duabelas. Pimpinan dari jaro duabelas ini disebut sebagai jaro tanggungan. Adapun jaro pamarentah secara adat bertugas sebagai penghubung antara masyarakat adat Kanekes dengan pemerintah nasional, yang dalam tugasnya dibantu oleh pangiwa, carik, dan kokolot lembur atau tetua kampung (Makmur, 2001).
Mata pencaharian

Sebagaimana yang telah terjadi selama ratusan tahun, maka mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan.
Interaksi dengan masyarakat luar

Masyarakat Kanekes yang sampai sekarang ini ketat mengikuti adat istiadat bukan merupakan masyarakat terasing, terpencil, ataupun masyarakat yang terisolasi dari perkembangan dunia luar. Berdirinya Kesultanan Banten yang secara otomatis memasukkan Kanekes ke dalam wilayah kekuasaannya pun tidak lepas dari kesadaran mereka. Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba ke Kesultanan Banten (Garna, 1993). Sampai sekarang, upacara seba tersebut terus dilangsungkan setahun sekali, berupa menghantar hasil bumi (padi, palawija, buah-buahan) kepada Gubernur Banten (sebelumnya ke Gubernur Jawa Barat), melalui bupati Kabupaten Lebak. Di bidang pertanian, penduduk Baduy Luar berinteraksi erat dengan masyarakat luar, misalnya dalam sewa menyewa tanah, dan tenaga buruh.


Perdagangan yang pada waktu yang lampau dilakukan secara barter, sekarang ini telah mempergunakan mata uang rupiah biasa. Orang Kanekes menjual hasil buah-buahan, madu, dan gula kawung/aren melalui para tengkulak. Mereka juga membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi sendiri di pasar. Pasar bagi orang Kanekes terletak di luar wilayah Kanekes seperti pasar Kroya, Cibengkung, dan Ciboleger.


Pada saat ini orang luar yang mengunjungi wilayah Kanekes semakin meningkat sampai dengan ratusan orang per kali kunjungan, biasanya merupakan remaja dari sekolah, mahasiswa, dan juga para pengunjung dewasa lainnya. Mereka menerima para pengunjung tersebut, bahkan untuk menginap satu malam, dengan ketentuan bahwa pengunjung menuruti adat-istiadat yang berlaku di sana. Aturan adat tersebut antara lain tidak boleh berfoto di wilayah Baduy Dalam, tidak menggunakan sabun atau odol di sungai. Namun demikian, wilayah Kanekes tetap terlarang bagi orang asing (non-WNI). Beberapa wartawan asing yang mencoba masuk sampai sekarang selalu ditolak masuk.


Pada saat pekerjaan di ladang tidak terlalu banyak, orang Baduy juga senang berkelana ke kota besar sekitar wilayah mereka dengan syarat harus berjalan kaki. Pada umumnya mereka pergi dalam rombongan kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 orang, berkunjung ke rumah kenalan yang pernah datang ke Baduy sambil menjual madu dan hasil kerajinan tangan. Dalam kunjungan tersebut biasanya mereka mendapatkan tambahan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup.


sumber ini dari :
http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Kanekes






Spoiler for penampakannya:



ini orang asli baduy


ini rumahnya ndan


suasana desa nya


turis nih


house of baduy


yang ini orang baduy luar ndan


sangat traditional


senang berkumpul mereka


unik nih ndan



lanjut di bawah ndan

Reply With Quote
  #2  
Old 21st June 2010
ricky2210's Avatar
ricky2210 ricky2210 is offline
Ceriwis Pro
 
Join Date: Apr 2010
Location: dimana ajah
Posts: 2,327
Rep Power: 23
ricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessed
Default

lanjutan dari atas nih


Quote:



Baduy,misteri Budaya di sudut Banten




Baduy adalah sebuah desa budaya yang punya seabrek keistimewaan, dari mulai karakteristik hidup masyarakatnya yang bersahaja dan sederhana, kekayaan plasma nutfah yang beraneka ragam dan terjaga, serta misteri sejarah yang sampai saat ini masih menjadi fenomena di Indonesia bahkan dunia.



Ada dua kategori masyarakat di Baduy, ada Baduy luar dan Baduy dalam..Baduy luar keseharian hidup masyarakatnya udah mulai “terkontaminasi”sama dunia luar..sementara Baduy dalam,karakteristik budayanya sampai saat ini masih terjaga dengan baik..maksudnya orang-orang di baduy luar sudah tidak sepenuhnya mengandalkan alam sebagai penyokong kehidupan masyarakatnya, itu bisa dibedakan oleh cara berpakaian dan alat2 yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari..sementara Baduy dalam yang meliputi desa cikesik,cikertawana dan cibeo merupakan komunitas masyarakat yang tertutup dari dunia di luar Masyarakat Baduy sendiri..


Cara berpakaian masyarakat baduy dibedakan menjadi dua, masyarakat baduy luar memakai pakaian berwarna hitam, bahkan sudah banyak yang menkombinasikan pakaian mereka dengan product2 pasar seperti jeans dan T-shirt,sementara masyarakat di Baduy dalam masih teguh pada cara berpakaian yang alami, yaitu menggunakan hasil tenunan sendiri dari pohon randu (ceiba pertandra Sp) berwarna putih, tanpa tambahan bahan sintetis lainnya.




Rute Menuju baduy


kalau Dari Bandung kita menuju Kota Bogor, tentunya lewat Kab.Cianjur dulu..loe cari jalan yang ke Istana Presiden Bogor, dari sana lo ambil jalan yang arah ke jasinga, di Jasinga harap hati2 coz, nanti loe bakal ngelewatin pertigaan ke arah Banten dan ke arah Tangerang (cirinya ;Patung Singa), ambil jalur kiri yang ke arah banten, nah dari situ lo nanti ngelewatin perbatasan Jabar-Banten yang bakal ngebawa lo ke Kabupaten Lebak (Rangkasbitung)..kalo loe mau berendem air panas dulu, gak jauh dari perbatasan propinsi itu, ada pemandian air panas di Kecamatan Cipanas (tiket masuknya murah bos,Cuma 3000 perak)…nah klo dah nyempe kota Rangkasbitung lo cari arah jalan ke Kecamatan Leuwi Damar..dari kecamatan leuwi dammar lo liat penunjuk jalan yang ke arah Desa Ciboleger (arah kanan), abis ntu loe bakal ngelewatin desa2 tertinggal di Kab.Lebak..ikutin aja jalur itu..kalo dah nyampe di desa ciboleger, loe ambil lagi jalur yang ke kiri (ke arah objek wisata budaya Baduy) ikutin aja jalan itu, pasti loe nyampe ke pintu desa Baduy tersebut..

Tempat Pengasingan and Nyari Inspirasi Hidup


Hidup di kota besar, bikin kita jengah ya..mumet sama problem hidup, bosen sama aktifitas monoton kita sehari-hari..
Nah di Baduy loe bakal nemuin pengalaman yang gak bakal loe temuin di tempat laen.


Disana loe bisa belajar menghargai hidup, tenggang rasa, saling ngehormati, hidup sederhana, hidup alami, nyari inspirasi baru dll.


Selain dapet nuansa alam yang masih asli, loe bakal ngerasain fenomena2 spiritual di Baduy, gw jamin balik dari san aloe bakal jadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya, asal niat loe kasana baek n punya tujuan yang gak neko2..coba aja kesana loe bakal lebih ngehargain hidup loe yang sekarang.

diambil dari sini :


http://abdiforester.multiply.com/jou...i_sudut_Banten
Reply With Quote
  #3  
Old 21st June 2010
Blakatuk's Avatar
Blakatuk Blakatuk is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2010
Location: Depan komputer
Posts: 652
Rep Power: 16
Blakatuk sebentar lagi akan terkenalBlakatuk sebentar lagi akan terkenalBlakatuk sebentar lagi akan terkenal
Default

ane udah pernah ke baduy ndan..
perjalanan menuju baduy melewati bukit 55derajat seru abis, apalagi ujan2..



baidewei
Spoiler for pera:

peraONE diamankan
Reply With Quote
  #4  
Old 21st June 2010
anta19 anta19 is offline
Ceriwis Pro
 
Join Date: May 2010
Location: semarang
Posts: 2,523
Rep Power: 0
anta19 is blessedanta19 is blessedanta19 is blessedanta19 is blessedanta19 is blessedanta19 is blessedanta19 is blessedanta19 is blessedanta19 is blessed
Default

:nyahaha:rumah sodara ane tuh
Reply With Quote
  #5  
Old 21st June 2010
r1yd's Avatar
r1yd r1yd is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2010
Location: - eaRth pRis0n -
Posts: 1,968
Rep Power: 21
r1yd tau seluk beluk forumr1yd tau seluk beluk forumr1yd tau seluk beluk forumr1yd tau seluk beluk forumr1yd tau seluk beluk forumr1yd tau seluk beluk forumr1yd tau seluk beluk forumr1yd tau seluk beluk forumr1yd tau seluk beluk forum
Default

kayanya kekeluargaan banget suasananya dsana ya ndan
Reply With Quote
  #6  
Old 21st June 2010
Bobo's Avatar
Bobo Bobo is offline
Ceriwis Banget !
 
Join Date: Jun 2010
Location: NKRI ajah, moga2 selamanya
Posts: 1,324
Rep Power: 22
Bobo is blessedBobo is blessedBobo is blessedBobo is blessedBobo is blessedBobo is blessedBobo is blessedBobo is blessedBobo is blessedBobo is blessedBobo is blessed
Default

boleh juga, keep posting ndan
btw...kalo orang baduy masih animisme atau ada agama sendiri ya, atau gimana ?
Reply With Quote
  #7  
Old 22nd June 2010
ricky2210's Avatar
ricky2210 ricky2210 is offline
Ceriwis Pro
 
Join Date: Apr 2010
Location: dimana ajah
Posts: 2,327
Rep Power: 23
ricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessed
Default

Quote:
Originally Posted by ╔╦╦╦╦╦╦╦╦╗anta19╔╦╦ View Post
:nyahaha:rumah sodara ane tuh
oh di baduy ya le

Quote:
Originally Posted by r1yd View Post
kayanya kekeluargaan banget suasananya dsana ya ndan
yoi, asik deh kesana

Quote:
Originally Posted by Bobo View Post
boleh juga, keep posting ndan
btw...kalo orang baduy masih animisme atau ada agama sendiri ya, atau gimana ?
secara garis besar sudah ada yang masuk islam...hanya mereka mempunyai kepercayaan sendiri yang tentunya sulit dihapuskan.
Reply With Quote
  #8  
Old 22nd June 2010
slark7's Avatar
slark7 slark7 is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2010
Location: Anime&MangaL
Posts: 1,486
Rep Power: 21
slark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessed
Default

kampung halaman ane di Banten ndan
org banten bnyk ilmu'y ndan.., mpe di keluarga ane jg da
Reply With Quote
  #9  
Old 22nd June 2010
ricky2210's Avatar
ricky2210 ricky2210 is offline
Ceriwis Pro
 
Join Date: Apr 2010
Location: dimana ajah
Posts: 2,327
Rep Power: 23
ricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessedricky2210 is blessed
Default

Quote:
Originally Posted by slark7 View Post
kampung halaman ane di Banten ndan
org banten bnyk ilmu'y ndan.., mpe di keluarga ane jg da
banten nya dimana bro
Reply With Quote
  #10  
Old 22nd June 2010
slark7's Avatar
slark7 slark7 is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2010
Location: Anime&MangaL
Posts: 1,486
Rep Power: 21
slark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessedslark7 is blessed
Default

Quote:
Originally Posted by ricky2210 View Post
banten nya dimana bro
saketi bro.., dket ma ente
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:03 PM.


no new posts