
Sebuah restoran di China dengan konsep bayar sesuka hati mengalami kerugian besar. Walaupun konsep ini menjadi salah satu model amal yang cukup populer di dunia, sang pemilik mengaku kecewa karena banyak pengunjung tak bayar makanan sama sekali.
Restoran ini bernama Five Loaves and Two Fish. Namanya diambil dari cerita Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan. Restoran ini terletak kota Fuzhou mulai membuka usaha pada bulan Agustus 2013.
Mengangkat sistem yang mengedepankan kejujuran, pengunjung diminta untuk mencuci piring setelah menyantap makanan mereka. Lalu, mereka akan menaruh berapapun uang untuk hidangan mereka di sebuah boks tertutup. Tapi, menurut laporan China Daily (06/12/2013) banyak pengunjung yang tidak membayar makanan mereka.
Investor utama restoran, Liu Pengfei menyatakan sistem kejujuran ini telah membuat bisnis restorannya rugi. �Saat menyantap makanan di sini gratis, tapi Anda membayar berapa pun yang Anda suka. Kotak tersebut tidak transparan jadi orang tidak akan tahu seberapa banyak Anda bayar. Jika Anda berani, bisa saja langsung pergi tanpa meninggalkan uang,� tuturnya.
Chef restoran, Peng Yong memperkirakan sekitar 20 persen pengunjung tidak membayar makanan mereka. Walaupun restoran terbilang ramai setiap hari dan mempunyai lokasi yang strategis, para investor mengatakan kerugian yang tercatat sekitar 250.000 yuan atau sekitar Rp 491 Juta sejak restoran buka.
Per bulannya, restoran perlu mengeluarkan 60.000 yuan atau sekitar Rp 118 juta. Sehingga per hari, restoran mengalami kerugian 2.000 yuan atau sekitar Rp 3.9 juta. Walaupun kecewa, Liu Pengfei berharap masih ada pelanggan yang menghargai konsep restoran ini.
�Saya masih berharap untuk melanjutkan bisnis ini. Saya percaya kejujuran dan kepercayaan itu adalah suatu hal yang menular,� tambahnya.