Jajaran Polda Jabar masih menyelidiki hilangnya 250 dinamit di Bogor. Saat ini keberadaanya masih misterius. Dugaan sementara, dinamit itu digelapkan. Namun, berdasarkan hasil rekonstruksi selama 14 jam perjalanan truk dinamit tersebut, polisi telah menemukan titik terang.
"Kita sudah memeriksa 14 orang yang melakukan bongkar muat. Kita ingin tahu situasi sebenarnya untuk memperoleh data seakurat mungkin," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Martinus Sitompul kepada wartawan di Mapolda Jabar, Selasa (2/7/2013).
Dari hasil pemeriksaan itu, kata Martinus, ditemukan dua dugaan yakni dicuri bajing loncat dan ada unsur penggelapan. Menurut Martinus, ada beberapa titik rawan pencurian yakni di lokasi Marunda Jakarta Utara sampai Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
"Hasil evaluasi memang mengerucut yakni dugaan sementara terjadi penggelapan, terhadap barang yang berkurang, kemudian pencurian oleh bajing loncat," ujarnya.
Menurut dia, setelah memeriksa beberapa saksi ada beberapa kejanggalan. Bukti pemeriksaan serta fakta di lapangan berbeda.
"Dari 15 orang saksi yang sudah kita periksa dan 14 petugas ini ada perbedaan keakuratan. Misalnya, berhenti tiga kali tapi malah enam kali," jelasnya.
Dia berharap dari dua indikasi ini secepatnya bisa kembali mengerucut untuk mengungkap siapa pelaku raibnya dua dus seberat 50 kilogram berisi 250 dinamit tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Rabu (26/6/2013) lalu, empat truk yang membawa dinamit berangkat dari gudang bahan peledak PT MNK, Subang, Jawa Barat menuju lokasi tambang PT Batusarana Persada di Desa Rengas Jajar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
Dalam perjalanannya truk yang membawa pula peledak jenis amonium nitrat sebanyak 30.000 kilogram, dinamit 2.000 kilogram, dan detonator listrik sebanyak 4.000 unit sempat berhenti di Marunda, Jakarta Utara.
Setibanya di lokasi sehari setelahnya dua dus seberat 50 kilogram berisi 250 dinamit diketahui hilang ketika rombongan truk tiba di Bogor, terpal penutup truk diketahui sudah sobek