FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Tips kesehatan Membantu sesama dengan berbagi tips-tips kesehatan. Bisa kamu baca dan kamu share disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Persepsi awam umumnya menyamakan dimulainya proses kelahiran dengan rasa sakit akan bersalin. Namun kadang-kadang rasa sakit ini tidak segera muncul meskipun proses persalinan sudah mulai, karena itu perlu diketahui tanda-tanda persalinan lainnya yang terutama dijumpai adalah kapiler serta pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam rahim.
Pemeriksaan sebelum melahirkan[Kembali ke menu shortcut] Sebelum dan selama persalinan sebaiknya ibu didampingi oleh dokter atau bidan yang berpengalaman. Dengan demikian semua tahap persalinan dapat dilewati dengan aman dan segala masalah yang muncul bias cepat dikenali dan ditangani. Pada awal persalinan biasanya ibu akan dibimbing ke kamar bersalin dan disana dilakukan persiapan seperti buang air kecil/besar agar proses persalinan lebih lancar. Setelah itu dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan rutin, seperti pemeriksaan perut sang ibu untuk menentukan letak janin, observasi kekuatan kontraksi rahim(his) dengan jalan meraba daerah puncak rahim (kira-kira diatas pusar), serta observasi detak jantung bayi lewat alat seperti teropong yang ditempelkan di perut ibu (disebut alat laennec) atau secara elektronik menggunakan alat Doppler. Tidak lupa juga dokter melakukan periksa dalam untuk mengetahui kondisi pembukaan leher rahim, sudah pecahkah selaput ketuban, posisi jalan lahir ibu (apakah memungkinkan untuk dilakukan persalinan normal). Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan tidak ditemukan kelainan, ibu dibiarkan beristirahat, bisa sambil berbaring (biasanya dianjurkan berbaring miring kesisi dimana punggung janin berada agar proses persalinan lebih cepat, serta mencegah penekanan pembuluh darah besar di perut ibu oleh janin yang dapat menggangu aliran darah) dari waktu ke waktu dokter/bidan akan mengulang pemeriksaan diatas sehingga pembukaan lengkap dan tiba saatnya melahirkan. Ingat, sebelum pembukaan lengkap (yang akan dinyatakan oleh bidan dengan memberi aba-aba mulai meneran) ibu DILARANG mengedan/meneran. Tahap persalinan[Kembali ke menu shortcut] Tahap 1: fase pematangan / pembukaan leher rahim Tahap awal persalinan ini dimulai begitu sudah ada pambukaan leher rahim (diketahui dari pemeriksaan dalam oleh dokter/bidan) akibat HIS. His atau nyeri bersalin adalah kontraksi rahim yang perlahan-lahan makin nyeri dan sering, serta makin lama. Sejak pembukaan 0 cm hingga 3cm, umumnya pesalinan masih berjalan lambat (bisa sampai 8 jam), sehingga masa ini disebut juga fase laten. Setelah itu hingga pembukaan lengkap biasanya berjalan lebih cepat. Keseluruhan tahap ini berlangsung hingga tercapai pembukaan lengkap (kurang lebih 10 cm), dan saat itu persalinan memasuki tahap 2. Tahap ini biasanya berjalan lebih lama pada kelahiran anak pertama (bisa sampai 20 jam) dibanding kelahiran anak selanjutnya. Tahap 2 : fase pengeluaran bayi Saat ini, his sudah sangat kuat, lebih sering, dan lebih lama ketimbang sebelumnya. Ibu akan merasakan keinginan mengejang yang sangat kuat dan tidak lagi bisa ditahan. Dokter atau bidan akan mulai memimpin ibu meneran. Caranya, ibu dalam posisi berbaring terlentang atu miring ke samping, kedua lengan merangkul kedua lipat lutut, kapala dan mata melihat ke arah perut. Seiring munculnya his ibu meneran/mengedan sekuat-kuatnya, dan dihentikan/istirahat saat his berhenti. Dengan tenaga mengejang ini, janin perlahan-lahan di dorong keluar dari rahim hingga kepalanya mulai tampak di mulut jalan lahir. Kadang-kadang, agar persalinan menjadi lebih lancar, dokter perlu melakukan opisiotomi (memperlebar jalan lahir dengan cara digunting). Perlahan seiring tenaga mengejan ibu, kepala janin akan dilahirkan, yang segera disusul badan dan anggota badan. Setelah lahir seluruhnya, tali pusat akan dipotong. Setelah itu, bayi segera dikeringkan dan dihangatkan, serta diperiksa (pernapasan, warna kulit, detak jantung, tangisan dan gerakannya) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat. Tahap 3: fase pengeluaran plasenta 5-15 menit setelah bayi lahir, rahim akan berkontraksi (terasa sakit). Rasa sakit ini biasanya menandakan lepasnya plasenta dari perlekatannya di rahim. Perlepasan ini biasanya disertai perdarahan baru. Setelah itu, plasenta akan keluar (dilahirkan) lewat jalan lahir, baik secara otomatis maupun dengan bantuan dokter/bidan. Setelah itu plasenta akan diperiksa guna memastikan sudah lahir lengkap (jika masih ada jaringan plasenta yang tertinggal dalam rahim, bisa terjadi perdarahan). Tahap 4: observasi setelah persalinan Setelah persalinan selesai dan plasenta sudah dilahirkan, ibu biasanya masih beristirahat di ruang persalinan hingga 1 jam setelah melahirkan. Gunanya agar dokter/bidan bisa mengawasi kondisi ibu agar tidak timbul komplikasi seperti perdarahan pasca persalinan. Mengatasi Nyeri Persalinan Selain mengatasi rasa nyeri yang terasa di seluruh perut bawah, seringkali ibu juga merasakan sakit punggung. Yang terakhir ini timbul karena kepala bayi yang menekan tulang belakang seiring perjalananya kelur dari rahim sepanjang jalan lahir. Setip proses bersalin sulit di lepaskan dari rasa nyeri yang selalu menyertainya. Mengapa muncul rasa nyeri ini? Ternyata, nyeri bersalin berasal dari gerakan (kontraksi) rahim yang berusaha mengeluarkan bayi keluar. Jadi, rasa nyeri ini memang harus ada agar bayi dapat keluar dengan lancar dan selamat. |
#2
|
||||
|
||||
![]()
Selama dua kali melahirkan dengan caesar saya kurang memahami tanda tanda melahirkan karena semua diajukan sebelum ada tanda tanda melahirkan. Tetapi bayi tetap sudah cukup umur.
|
![]() |
|
|