
11th April 2011
|
 |
Ceriwis Pro
|
|
Join Date: Oct 2010
Location: Ceriwis.us
Posts: 2,477
Rep Power: 31
|
|
Negara Dalam Pusaran Problem
Heru Margianto | Senin, 11 April 2011 | 09:38 WIB
Source : http://nasional.kompas.com/read/2011...usaran.Problem
 SHUTTERSTOCK Ilustrasi.
Quote:
Sultani KOMPAS.com - Kepercayaan masyarakat pada kemampuan negara mengelola berbagai permasalahan tampaknya menipis. Disparitas yang tinggi antara problem dan tingkat kepuasan terhadap penanganan masalah bangsa menunjukkan komponen kenegaraan belum optimal menangani masalah yang muncul selama ini.
Negara terkesan tidak memiliki pijakan yang kuat sehingga kerap tergagap dalam menghadapi problem penting yang muncul. Penyelesaian yang cenderung mengutamakan tindakan bersifat populis dan memuaskan sesaat kerap hanya pulasan semu yang tidak bersifat menuntaskan. Lebih sering persoalan dibiarkan mengambang tanpa penyelesaian bersifat substansial. Hal ini yang menyebabkan dua problem besar, yaitu penanganan korupsi dan peningkatan kesejahteraan rakyat, tetap menjadi persoalan laten.
Bagi publik, masalah korupsi dan kemiskinan adalah problem terbesar yang harus segera diselesaikan negara. Korupsi kini sudah menyerang hampir semua organ lembaga penyelenggara negara, baik di tingkat pusat maupun di daerah. Sayangnya, terutama kasus korupsi yang besar, negara tampak begitu berhati-hati mendekatinya dan menyiratkan sikap defensif. Model pendekatan seperti inilah yang menimbulkan kesan bahwa negara lamban dan cenderung membiarkan beberapa kasus korupsi berlarut-larut tanpa penanganan yang tegas.
Sebut saja kasus dana talangan pada Bank Century, mafia hukum, dan mafia pajak yang selama ini mengentak publik. Ibarat drama, ketiga kasus ini berakhir dengan antiklimaks yang mengecewakan publik. Padahal, dalam drama tersebut, publik dibuat terkesima dengan nuansa konflik yang dilakoni para aktor.
Publik, yang telanjur berharap kasus itu bisa terungkap jelas, terpaksa kecewa lantaran ujungnya adalah kepentingan politik. Ironinya, bagi negara, kepentingan kekuasaan tampak lebih diutamakan ketimbang penegakan hukum.
Gejala yang sama juga diperlihatkan negara dalam penyelesaian problem kemiskinan. Negara cenderung menampilkan agregat kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi menutupi jurang kaya-miskin yang kian dalam melanda bangsa ini.
Penting diselesaikan
Jajak pendapat kali ini mengungkapkan, hampir semua responden melihat Indonesia saat ini menjadi sebuah negara yang terombang-ambing, terseok di atas tumpukan masalah. Selain korupsi dan kemiskinan, masalah harga kebutuhan pokok, pengangguran, terorisme, konflik elite, kekerasan sosial, dan desentralisasi juga ditengarai sebagai problem yang masih kuat mencengkeram bangsa ini.
Semua problem itu penting untuk diselesaikan sehingga responden mendesak agar negara lebih proaktif menyelesaikannya tanpa kepentingan pribadi atau kelompok apa pun. Sayangnya, pihak yang seharusnya merumuskan upaya penyelesaian masalah secara mendasar justru kerap terjebak di dalam dan menjadi bagian dari masalah itu sendiri.
Polemik gedung baru DPR senilai Rp 1,13 triliun, misalnya. Perilaku sejumlah anggota DPR yang ingin memaksakan realisasi pembangunan gedung itu adalah.....(Selengkapnya baca Harian Kompas, Senin 11 Maret, halaman 5)
|
Last edited by GodFather; 11th April 2011 at 10:20 AM.
|