
24th March 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
Istana Tak Yakin Ada Purnawirawan Mau Kudeta
Istana Negara, Jakarta, Senin (21/12). TEMPO/Subekti
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Heru Lelono menilai pemberitaan televisi asing Al Jazeera soal rencana kudeta oleh purnawirawan jenderal terhadap pemerintah sangat berlebihan.
"Purnawirawan jenderal adalah orang-orang yang terdidik Sapta Marga dan pasti memahami tata negara," kata Heru dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Kamis 24 Maret 2011.
Seperti diberitakan, televisi berita yang berbasis di Qatar Al Jazeera, edisi Selasa 22 Maret 2011 menurunkan laporan investigasi berjudul "Plot to Topple Indonesian President Uncovered" atau Plot untuk Menggulingkan Presiden Indonesia Terbongkar'.
Laporan ekslusif ini menceritakan temuan Al Jazeera tentang sejumlah jenderal purnawirawan yang secara rahasia telah mendukung kelompok-kelompok Islam garis keras untuk menumbangkan kekuasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Termasuk di dalamnya, menyokong seorang ketua front Islam setempat untuk mengorganisir penyerangan di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Diduga kuat, kata Al Jazeera, penyerangan ini dilakukan secara sistematis.
"Jenderal-jenderal ini menggunakan grup Islam garis keras untuk menggulingkan Presiden Yudhoyono, karena mereka menganggap SBY terlalu lemah dan terlalu reformis," demikian dilaporkan koresponden Al Jazeera, Step Vassen, dalam rekaman yang ditayangkan Selasa malam, 22 Maret 2011.
Video Al Jazeera juga menayangkan daftar "Dewan Revolusi Islam" yang beredar di Internet. Tertera di situ, dewan ini dipimpin oleh Abu Bakar Ba'asyir sedangkan Tyasno Sudarto menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan.
Menurut Heru, para purnawirawan sebagaimana yang diberitakan, awalnya adalah seorang prajurit TNI maupun Polri yang bertugas sebagai pembela bangsa.
"Mereka dulu juga prajurit yang saya yakin pembela negara dengan segala tatanannya. Apalagi para anggota TNI/Polri yang saat ini aktif dan telah bersumpah tidak lagi masuk ranah politik," ujar Heru.
Karenanya, bila terjadi kudeta, bisa dipastikan yang melakukan itu adalah mereka yang aktif. "Kudeta pasti melibatkan mereka yang aktif. Saya nilai hal ini jauh dari kebenaran. Bahwa para purnawirawan sampai saat ini masih peduli dengan perkembangan bangsanya, adalah sebuah kewajiban," ujar dia.
Ia meyakini, apa yang diberitakan oleh Al Jazeera tidaklah benar, apalagi ada purnawirawan yang terlibat. Heru menilai, yang ada mungkin purnawirawan yang peduli namun melakukan kritik kepada pemerintah dengan cara yang keras dan dinilai menjadi sebuah provokasi pihak lain.
"Namun saya yakin mayoritas para purnawirawan tidak memiliki niat merusak tatanan, apalagi kudeta," ujarnya.
Kalau pun ada yang berpikiran melakukan itu, kata Heru, ia yakin mereka sudah tercemari pikiran politik kotor yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan.
" Jika memang purnawirawan itu sudah tercemar, maka mereka harus disadarkan. Jika tidak, harus diambil tindakan, untuk menjaga jalannya pembangunan demokrasi di negeri ini," kata Heru.
WIDIARSI AGUSTINA
|
|