SUMBER
ilustrasi
KOMPAS.com - Swedia menaruh perhatian besar terkait energi nuklir. Sementara, banyak kalangan tetap bertahan pada risiko-risiko penggunaan reaktor nuklir.
Kendati demikian, sebagaimana warta
Reuters dan
AFP, Jumat (18/6/2010), pemerintah Swedia justru mendapat dukungan dari parlemen untuk penggantian reaktor nuklir tersebut. Di parlemen, rencana pemerintah menang tipis 174 lawan 172 dalam pemungutan suara.
Sebelumnya, pada 1980, referendum di Swedia memutuskan secara bertahap menghapus semua reaktor nuklirnya paling lambat tahun 2010. Nyatanya, target itu kemudian ditinggalkan. Swedia memiliki sepuluh reaktor nuklir di tiga PLTN yang dipakai memasok untuk kebutuhan negara tersebut.
Sementara, mulusnya rencana pemerintah justru memungkinkan reaktor nuklir dibangun di lokasi sama seperti pembangkit nuklir sebelumnya. Bedanya, pemerintah tidak memberikan izin untuk pembangunan reaktor nuklir di tempat baru. Lagian, dengan keputusan ini, paling banter sepuluh reaktor yang bisa dibangun.
Bukannya tanpa perlawanan tatkala pemerintah mendulang sukses. Soalnya, kelompok oposisi kiri tengah menyatakan akan membatalkan UU tersebut jika mereka menang dalam pemilihan mendatang yang dijadwalkan berlangsung bulan September. "Tentu kami akan merobek-robeknya," kata Tomas Eneroth dari Partai Demokrat Sosial.
Sementara, kritikan bahwa pemerintah tak bertanggung jawab datang dari Greenpeace."Anggota parlemen memperlihatkan mereka tidak menyikapi risiko lingkungan yang ditimbulkan oleh tenaga nuklir secara serius, dan mereka tidak meyakinan potensi sangat besar yang ada untuk energi yang bisa diperbaharui milik Swedia,'' kata juru bicara Greenpeace Ludvig Tillman.
Sementara itu, 29 aktivis muncul di pengadilan atas dakwan penerobosan setelah ditahan hari Senin karena diduga menerobos PLT Forsmark. Kelompok, yang melibatkan aktivis dari Inggris, Jerman dan Polandia, meminta anggota parlemen Swedia agar menolak usul pemerintah.