FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Kondisi Barang : Baru
Harga : Lokasi Seller : Daerah Istimewa Yogyakarta Description : ![]() Salam sejahtera, Berikut kami sampaikan beberapa testimoni : Erika Sulistianti termenung sendirian di sudut meja makan rumahnya. Seratus hari yang lalu, suaminya mendadak kesakitan sambil memegang dadanya di seberang meja itu. Meski sang suami, yang bekerja di eksplorasi pertambangan itu sudah lama menderita penyakit jantung, dia tetap optimistis bisa melewati dan melawan penyakit mematikan ini. Seperti pemeriksaan rutin biasanya, pagi itu Erika segera mendatangi rumah sakit yang terdekat dari rumahnya untuk mendapatkan nomor antrian, sedangkan sang suami menunggu di rumah untuk dijemput kembali. Malangnya, ketika tiba di rumah, harapannya pupus, sang suami sudah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Peristiwa itu seolah masih segar dalam ingatannya sesegar air yang mengalir dari sudut langit-langit rumahnya yang bocor di pojok belakang. Siapa yang mengira suaminya bakal begitu cepat meninggalkannya. Dia harus mengatur ulang hidupnya, termasuk mencari tukang untuk membetulkan atap rumahnya. Santunan dari kantor sang suami mulai terasa menipis. Simpanannya sedikit demi sedikit makin terkikis. Walau dia juga bekerja, tetapi tahun depan kedua putrinya yang berusia 14 dan 17 tahun akan mengikuti ujian masuk SMA dan perguruan tinggi. Tentu biayanya tidak sedikit. Seketika terlintas dalam benaknya, bagaimana kalau dirinya tiba-tiba �dipanggil� juga oleh yang Maha Kuasa. Siapa yang akan menopang hidup kedua putrinya?� FAKTA LAPANGAN Setiap 1.000 orang Indonesia, 8 orang diantaranya terkena stroke. Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, dengan proporsi 15,4%. Setiap 7 orang yang meninggal di Indonesia, 1 di antaranya karena stroke. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). � Kematian akibat penyakit tidak menular meningkat menjadi 59,5 persen pada 2007, dari sebelumnya 41,7 persen pada 1995. (Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Antara, 2011). � 10 penyebab kematian di Indonesia menurut survei World Health Organization (2002) adalah jantung koroner, tuberkolosis, kelainan pembuluh darah, penyakit pernapasan, penyakit bayi baru lahir, penyakit paru-paru, kecelakaan lalu-lintas, diabetes mellitus, darah tinggi, diare. � Biaya pengobatan kesehatan di Indonesia meningkat 10 hingga 14 persen dalam tiga tahun terakhir (Towers Watson 2011 Global Medical Trends). � Rata-rata pendapatan keluarga yang disisihkan untuk menabung hanya 18 persen, sedangkan untuk asuransi hanya 10 persen. Padahal, biaya pengobatan tiap tahunnya terus meningkat. (AIA Financial protection gap survey bekerja sama dengan MarkPlus Insight, 2011). � Kesenjangan proteksi kematian di Indonesia meningkat rata-rata 11 persen per tahun (Swiss Re Mortality Protection Gap: Asia-Pacific 2011). � Jumlah pemegang polis asuransi jiwa baru mencapai 38 juta unit, dengan total uang pertanggungan sebesar Rp 1.361 triliun. (Perasuransian Indonesia 2009, Bapepam-LK). FAKTA MAYORITAS MASYARAKAT KITA Memprediksi masa depan bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi jika masa depan itu berhubungan dengan proteksi atas perlindungan diri dan dana cadangan. Tak ada satu orang pun yang ingin menyongsong masa depan dengan kesusahan atau kemalangan. Ironisnya, tidak banyak orang yang sadar bahwa masa depan itu serba tidak pasti sehingga risiko itu seharusnya dikalkulasi sejak dini. Survei yang digagas oleh AIA Financial, bekerja sama dengan MarkPlus Insight pada 2011, menemukan fakta bahwa tiga dari lima orang Indonesia tidak punya persiapan jika menghadapi risiko kesehatan atau kematian. Bukan hanya dana cadangan untuk berjaga-jaga, mereka juga tidak melindungi dirinya dan keluarganya dengan asuransi apabila menghadapi musibah yang tak terduga. Hanya 17,5 persen orang Indonesia di kota-kota besar yang sudah memiliki asuransi jiwa. Sedangkan secara nasional, hanya 16 persen orang Indonesia yang sudah memiliki asuransi jiwa (Perasuransian Indonesia 2009, Bapepam-LK). Sangat sedikit orang Indonesia yang mempunyai asuransi jiwa. Salah satu penyebabnya adalah, karena asuransi masih dianggap sebagai barang mewah. Asuransi dianggap sebagai sebuah barang ideal yang dicita-citakan dan diharapkan dapat diraih seiring dengan meningkatnya pendapatan. Padahal semakin hari biaya pengobatan semakin mahal. Berdasarkan Global Medical Trends Survey Report 2011 dari Towers Watson, biaya pengobatan di Indonesia telah meningkat 10 hingga 14 persen dalam tiga tahun terakhir. Biaya ini akan terus meningkat dalam lima tahun ke depan seiring dengan makin berkembangnya pemakaian teknologi pengobatan baru yang ikut mendongkrak biaya jasa kesehatan secara keseluruhan. Kekeliruan persepsi tentang asuransi mungkin tak harus terjadi seandainya informasi yang kita terima cukup lengkap. Hingga kini, masih banyak orang yang menggantungkan masa depannya kepada nasib semata. Maka, setelah meluruskan kekeliruan ini barulah kita dapat memulai membangun kesadaran betapa pentingnya menyiapkan diri menghadapi kemungkinan yang tak pasti di masa depan. 1 Bagi agan-agan yg ingin tau lebih lanjut apa itu perencanaan keuangan dan asuransi jiwa bisa hub.i saya untuk sharing lebih lanjud, tidak ada paksaan, keputusan di tangan anda. Best regard, Perdana Setyawan AIA Financial Consultant Lisensi AAJI : 11589146 Phone : 0274-8077733 / 081-90-4264-584 / 081-578-0424-02 Alamat Kantor : Jl. Wonosari Km 4,5 no.8 Gedongkuning Yogyakarta 55198 |
![]() |
|
|