Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Nasional

Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 16th June 2010
papaBear papaBear is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Dec 2009
Location: solo-jkt pp
Posts: 4,511
Rep Power: 24
papaBear mempunyai banyak pengalamanpapaBear mempunyai banyak pengalamanpapaBear mempunyai banyak pengalamanpapaBear mempunyai banyak pengalamanpapaBear mempunyai banyak pengalamanpapaBear mempunyai banyak pengalaman
Default Dana Asing di SBI Sangat Rentan

SUMBER



JAKARTA, KOMPAS.com � Dana asing pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tergolong paling rentan keluar secara besar-besaran dalam waktu singkat dibandingkan dengan dana asing pada instrumen lain. Dana asing yang ditaruh di SBI seharusnya "digiring" ke tenor yang lebih panjang.

"Untuk menggiring asing menempatkan dananya pada tenor yang lebih panjang, BI bisa mengenakan beban biaya terhadap modal yang hanya menginap sebentar di Indonesia," kata pengamat ekonomi Dradjad Wibowo, Selasa (15/6/2010) di Jakarta.

Sejak pertengahan 2009, dana asing terus masuk bertahap ke berbagai instrumen rupiah seiring membaiknya prospek perekonomian Indonesia.

Selama Juni 2009-April 2010, dana asing yang ditempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN) meningkat rata-rata Rp 6 triliun per bulan. Dalam kurun yang sama, dana asing pada SBI meningkat rata-rata Rp 6,23 triliun. Kondisi serupa juga terjadi pada pasar saham.

Ketika krisis Eropa pecah pada Mei 2010, dana asing pun keluar dari pasar Indonesia. Ini bentuk kehatian-hatian investor asing mengambil risiko pada saat krisis.

Dibandingkan dengan instrumen lain, shock yang terjadi pada SBI merupakan yang paling parah. Sepanjang Mei 2010, dana asing yang keluar dari SBI mencapai Rp 47 triliun, sementara di SBN hanya Rp 4 triliun.

Fenomena tersebut membuktikan bahwa dana yang ditaruh di SBI benar-benar uang panas. Dana ini hanya digunakan untuk mengambil keuntungan sesaat dari bunga SBI yang relatif tinggi. Dana asing di SBI cenderung keluar secara besar-besaran dalam waktu singkat jika terjadi ancaman krisis di pasar keuangan global. Dampaknya, nilai tukar pun jatuh, yang akhirnya memaksa BI mengintervensi pasar, yang notabene akan menggerus cadangan devisa.

Plt Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, BI sedang merancang kebijakan yang bisa membuat dana asing mengalir lebih pelan, baik ketika masuk maupun keluar dari pasar Indonesia. Namun, kebijakan tersebut bukan capital control (kontrol modal), seperti yang kini ramai diterapkan negara-negara Eropa.

Menurut Dradjad, BI harus mengontrol lalu lintas modal dengan cara yang cerdas. "Agar pengendalian tersebut efektif, BI harus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, baik di bursa efek maupun di pasar SBN," ujar Dradjad.

Ekonom Krisna Wijaya berpendapat, guna mencegah kerentanan SBI akan penarikan besar-besaran secara tiba-tiba, BI bisa mendorong asing menempatkan dananya pada SBI dengan tenor lebih panjang. "Misalnya asing hanya boleh menaruh dananya di SBI yang bertenor minimal tiga bulan," ujar Krisna.

Pengamat ekonomi dari UGM, Tony Prasetiantono, mengingatkan BI untuk tidak melakukan capital control. "Thailand pernah melakukan blunder dengan menerapkan capital control yang kemudian malah menyebabkan kepanikan investor global. Kebijakan tersebut akhirnya dibatalkan," tutur Tony. (FAJ)




Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 03:17 PM.


no new posts